![]() |
Barongan Blora beratraksi tumpuk telu di hadapan panggung kehormatan Kirab Budaya HUT Kota Magelang ke 1109, Minggu (12/4) lalu. |
Siang itu Kota Magelang yang sedang dipayungi mendung gelap dibuat riuh dengan penampilan Seni Barongan Blora yang tampil dengan nomor urut 5. Pasalnya garapan barongan yang ditampilkan paguyuban sanggar RGS sangat berbeda dengan kebanyakan peserta kirab budaya.
Dengan mengambil tema “Turonggo Barong”, RGS menampilkan 4 penari jaranan perempuan dan 8 kepala barongan yang tampil gagah, menarik dan atraktif di sepanjang rute kirab mulai dari markas Rindam IV Diponegoro menuju Alun-alun Magelang dan berakhir di Tugu Adipura depan Pasar Rejowinangun.
“Turonggo Barong sendiri merupakan pethilan atau bagian dari seni pertunjukan Barongan Blora yang sudah lama berkembang di Kabupaten Blora. Seni ini mencerminkan semangat hidup warga masyarakat Blora yang pantang menyerah dan penuh perjuangan. Tampilan garapan sengaja kita sesuaikan dengan kebutuhan kirab budaya,” kata Adi Wibowo selaku pimpinan sanggar RGS, Senin (13/4) kemarin.
![]() |
Penonton memadati rute Kirab Budaya, banyak dari mereka berusaha mengabadikan Barongan Blora menggunakan kamera pada handphone miliknya. |
“Tetabuhan gamelan yang bertempo cepat dan rancak membuat gerak barongan semakin atraktif sehingga kami merasa terhibur. Semakin banyak yang tepuk tangan, musik tetabuhan semakin bertempo cepat seolah-olah tepuk tangan penonton sebagai penyemangat para penampil,” kata Suparni, salah satu warga Magelang yang siang itu menonton di depan Klenteng Magelang.
Banyak penonton yang mengabadikan pertunjukan Barongan Blora dengan kamera dan handphone di sepanjang rute. Kebanyakan mereka mengaku baru kali ini menyaksikan seni barongan Blora. “Ternyata barongan Blora menarik dan unik, saya baru tahu kali ini. Tidak seperti barong pada umumnya yang musiknya bertempo lambat. Barongan Blora ini penuh semangat, kompak dan rancak seolah ingin mengajak penonton untuk bergabung menari,” papar Bagus warga Srumbung Magelang.
![]() |
Aksi Barongan Blora dari sanggar Risang Guntur Seto berhasil menghibur ribuan penonton mulai lapangan Rindam IV Diponegoro - Alun-alun Magelang hingga Pasar Rejowinangun. |
“Pada awalnya kami berniat tidak memberangkatkan duta seni karena keterbatasan dana. Namun karena ada disposisi dari Pak Bupati Djoko Nugroho untuk tetap berangkat demi nama baik Blora maka kami minta tolong kepada Mas Didik (panggilan akrab Adi Wibowo) untuk bersedia mewakili Blora ke Magelang. Alhamdulillah beliau bersedia, dengan anggaran seadanya dan persiapan waktu yang mepet hanya 3 hari akhirnya bisa ikut mempromosikan Barongan Blora di regional Jawa Tengah,” jelas Suntoyo.
Dihubungi terpisah, Adi Wibowo membenarkan jika persiapan sangat mepet untuk tampil di Magelang kemarin. “Kami baru dihubungi hari Kamis (9/4) untuk tampil di Magelang mewakili Kabupaten Blora. Padahal saat itu sanggar kami sedang persiapan untuk tampil di Rembang dalam hajatan Ki Dalang Kondang Sigit Ariyanto pada tanggal 11 April. Demi nama Blora, kami menyanggupinya. Setelah pulang dari Rembang Sabtu sore (11/4), malamnya langsung berangkat ke Magelang untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Magelang ke 1109 dan alhamdulillah lancar serta sambutan meriah dari ribuan penonton,” pungkasnya. (Tio-infoblora)
1 komentar:
Kebudayaan Barongan cuma ada di Kota Blora. Oseng-oseng ungker cuma ada di kota Blora,mie puyang rebus cuma ada di kota Blora, jadi mengapa kita tidak bangga pada kota Blora ??
Posting Komentar