Pages

15 Nov 2014

Tebu Petani Tidak Terserap Semua ke Pabrik Gula, Bupati Akan Negoisasi dengan PT.GMM

Bupati Djoko Nugroho mengungkapkan komitmennya untuk membantu petani tebu yang hasil panenya tidak bisa terserap ke Pabrik Gula PT.GMM, saat menghadiri sidang paripurna DPRD awal pekan lalu.
BLORA. Bupati Djoko Nugroho prihatin dengan nasib petani tebu di Kabupaten Blora. Sebab pabrik gula (PG) milik PT.GMM yang ada di Blora tidak mampu menyerap sepenuhnya tebu milik petani.

Ternyata janji PG PT.Gendhis Multi Manis (GMM) tidak bisa direalisasikan. Presiden Direktur PT GMM Kamajaya pernah berucap akan menyerap semua tebu di wilayah ini. Kenyataannya janji tersebut meleset, dan kondisi ini membuat prihatin Bupati Blora Djoko Nugroho.

Perasaan tersebut diungkapkan saat memberikan sambutan di depan anggota DPRD dalam sidang paripurna awal pekan ini. Bupati yang akrab disapa Kokok mengatakan, akan melakukan upaya yang serius untuk menangani nasib para petani tebu yang  hasil panennya belum bisa ditampung oleh pabrik gula  Gendhis Multi Manis (GMM) yang sudah berproduksi di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan.

Kondisi ini menyebabkan para petani tebu di Blora terpaksa menjual hasil panennya ke luar  daerah, sehingga otomatis menambah ongkos transport.

”Keberadaan pabrik gula di Blora pada awalnya adalah kita yang membuka aksesnya, tetapi disadari bahwa semua hasil panen tebu tidak semuanya dibeli oleh  PT.GMM, ada beberapa alasan teknis yang  membuatnya demikian,” kata Bupati Blora, kemarin, ketika menyampaikan jawaban  pemandangan Fraksi-Fraksi DPRD Blora.

Pihaknya akan terus berupaya melakukan negosiasi kepada PT. GMM dan memperjuangkan nasib petani tebu di wilayah setempat, sehingga tidak dijualnya ke luar daerah yang menyebabkan ongkos angkut bertambah.

Pada kesempatan yang sama, Bupati juga menjawab pemandangan Fraksi-Fraksi DPRD Blora terkait buku ajar pendidikan yang distribusinya sebagian masih terlambat. ”Semua akan diupayakan, saya perintahkan kepada SKPD agar melakukan apa yang seharusnya dilakukan,” tandasnya.

Sementara beberapa waktu lalu, pabrik gula Gendhis Multi Manis (GMM) memberi iming-iming kepada petani tebu. Yakni untuk meningkatkan serapan produksi tebu, pihaknya berani membayar lebih tinggi hasil tebu petani. Bahkan dirinya menjamin harga yang dipatoknya lebih tinggi daripada PG di luar wilayah ini.

”Kami berani membeli Rp 50 ribu per kwintal. Sementara di perusahaan lainnya seperti di Pati hanya berani membeli Rp 40 ribu per kwintal,” ungkapnya. (eko-RK/JP | rs-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.