Masyarakat Samin di Kecamatan Kedungtuban Bentuk Komunitas Kelompok Adat

Sedulur Sikep Kedungtuban ikuti dialog pembentukan kelompok adat Samin

BLORA. Warga masyarakat Samin atau sedulur sikep yang ada di Kecamatan Kedungtuban, akan membentuk kelompok adat. Tujuan dibentuknya kelompok adat itu, untuk menjaga kelestarian adat setempat. Hal itu mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 52 Tahun 2007 dan Permendagri Nomor 57 Tahun 2007, yang membahas tentang kelestarian adat.

Kepala Bidang Sosial Budaya Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Jateng Hermansyah mengatakan kelompok ada dianggap sangat perlu, demi menjaga kelangsungan kelesatarian adat. Sehingga, baik masyarakat setempat, maupun masyarakat di luar komunitas itu paham, dan ikut melestarikan budaya.

”Supaya masyarakat lebih tahu, bahwa keberadaan meraka dilindungi pemerintah. Jadi, kelompok adat sebagai upaya melestarikan budaya lokal,” katanya.

Hermansyah menambahkan, wacana membuat kelompok adat itu semata-mata untuk membantu mewadahi para pelaku adat, supaya lebih formal dan bisa terorganisir. Karena, selama ini kelompok adat berjalan tidak formal. ”Itu kaitannya dengan segala bentuk program bantuan pemerintah, yang akan diberikan kepada kelompok adat. Kalau resmi kan, mudah dalam pemantauannya,” imbuhnya. 

Dirinya berharap, dengan terbentuknya kelompok adat tersebut, bisa menjadi mitra bersama pemerintah desa maupun tingkat kecamatan, dalam pelestarian adat Samin. Sebab, di wilayah Blora baru ada satu kecamatan dan dua desa, yang menjadi sasaran pembentukan kelompok adat. Yakni, di Desa Nglendeyan dan Desa Kemantren. 

Sementara itu, Kepala Desa Nglandeyan Sumaji menyambut baik, wacana pembentukan kelompok adat Samin tersebut. harapannya, wacana itu bisa segera direalisasikan.
”Ini sangat bagus, apabila wacana kelompok adat bisa terbentuk. Sebab, di desa ini ada 30 persen warga Samin, dan tersebar di beberapa perdukuhan. Misal, di Dukuh Banyuurip, Pilang, dan Putuk,” terangnya. (rs-infoblora | Nur/Aries-murianews)