![]() |
Anggota Komisi E DPRD Jateng Muh Zein (kiri) menyampaikan arahannya agar Blora bisa mengatasi pengangguran daat mengunjungi Dinperinaker. (foto: dok-ib) |
Pasalnya angka penempatan tenaga kerja
di tahun 2017 kemarin dinilai masih jauh dari jumlah angkatan kerja
produktif yang dihasilkan dari lulusan SMA dan SMK sederajat. Hal itu
terlihat dari data penyerapan tenaga kerja di 2017 hanya sebanyak
1.324 orang saja. Sisanya masih belum mendapatkan pekerjaan dan tidak
melanjutkan ke bangku perkuliahan.
Tidak dipungkiri secara geografis Blora
memang tidak berada di jalur utama industri seperti Batang, Pemalang,
dan jalur utara lainnya. Namun Pemkab Blora diminta terus melakukan
langkah-langkah strategis untuk membuka lapangan pekerjaan dan terus
menggelar pelatihan kerja agar pengangguran bisa mandiri.
Anggota Komisi E DPRD Jateng Muh Zein
mengatakan harus ada solusi yang dilakukan Pemkab Blora agar jumlah
pengangguran tidak semakin meningkat.
“Komunikasi dengan investor lokal
maupun asing menurut saya merupakan cara yang tepat untuk dilakukan
saat ini, selain pelatihan-pelatihan yang dilakukan di BLK,”
ucapnya saat bersama Komisi E DPRD Jateng mengunjungi Kantor
Disperinaker Kabupaten Blora.
Apalagi saat ini, lanjutnya, peta
pengangguran di Blora yang sudah berubah juga menjadi masalah yang
serius. Jika sebelumnya lulusan SD dan SMP merupakan lulusan yang
paling banyak menganggur, namun saat ini angka pengangguran terbanyak
adalah lulusan SMA/SMK dan sarjana.
“Lulusan SMA/SMK dan sarjana tidak
mau bekerja sebagai buruh apalagi bekerja di sawah, makanya lulusan
SMA/SMK ini harus diarahkan ke BLK untuk digali lagi potensinya,”
lanjutnya.
Anggota Komisi E Sri Maryuni
menambahkan sebaiknya sektor pertanian yang banyak menyerap lulusan
SD dan SMP terus dikembangkan sehingga ada peningkatan agar lulusan
SMA dan sarjana juga dapat terserap di sektor pertanian.
“Jumlah petani kita yang usianya 50
tahun keatas saat ini sudah mencapai 80 persen artinya harus ada
upaya dari Dinas dan Pemkab agar tenaga kerja muda kita bisa
benar-benar menekuni sektor pertanian supaya mereka tidak hanya
menjadi buruh tetapi bisa menjadi pemilik gudang beras,” kata Sri
Maryuni.
Mendengar hal itu, Kepala Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Blora Suryanto mengatakan, jika
pihaknya akan terus berupaya memfasilitasi pembekalan dan pelatihan
yang perlu diberikan agar lulusan SMK/SMK benar-benar bisa terserap
di perusahaan.
“Kedepannya kami akan membuat
peltihan kewirausahaan agar lulusan yang tidak terserap di dunia
kerja dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri,” harapnya.
(res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar