BLORA. Setelah melalui tahapan
seleksi dan pengajuan yang panjang, akhirnya seni pertunjukan rakyat
Barongan Blora mendapatkan pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbad) Republik Indonesia sebagai salah satu
warisan budaya tak benda.
Pengakuan secara resmi itu ditandai
dengan terbitnya sertifikat dari Kemendikbud RI yang diberikan kepada
Pemkab Blora di malam acara Festival Barong Nusantara IV Tahun 2017,
Selasa malam (5/12/2017) di Alun-alun Blora.
Sertifikat itu diterimakan oleh Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah,
Drs.Mulyono MPd kepada Bupati Blora yang diwakili oleh Wakil Bupati
H.Arief Rohman M.Si, didampingi Sekda Drs. Bondan Sukarno MM dan
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
(Dinporabudpar) Blora, Drs. Kunto Aji.
Wakil Bupati saat dihubungi menyatakan
terimakasih atas pengakuan yang diberikan Kemendikbud terhadap Seni
Barongan Blora sebagai salah satu warisan budaya Indonesia tak benda.
“Alhamdulillah kita menerima
penghargaan dari Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan
terbitnya sertifikat pengakuan bahwa Barongan Blora merupakan warisan
budaya tak benda. Setelah melewati seleksi berjenjang akhirnya
Barongan Blora mendapatkan pengakuan dari Kemendikbud. Kami ucapkan
terimakasih, dan semoga ini bisa semakin memotivasi dalam hal
pengembangan kesenian barongan di Kabupaten Blora,” ucapnya.
Penampilan salah satu tim kesenian Barongan Blora dalam Festival Barong Nusantara IV, Selasa malam (5/12/2017). (foto: dok-infoblora) |
“Kedepannya pembinaan seni barongan
akan terus kita tingkatkan kualitasnya,” sambungnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Drs.Mulyono MPd
menjelaskan pentingnya penetapan dan penerbitan sertifikat pengakuan
Barongan Blora sebagai warisan budaya tak benda.
“Jadi, kita ini di Indonesia memiliki
banyak warisan budaya tak benda yang harus dilindungi, dengan cara
dicatatkan ke tingkat nasional melalui Kemendikbud kemudian
diaftarkan ke Unesco. Kalau sudah dicatat dan ditetapkan sebagai
warisan budaya tak benda Indonesia dari Blora, maka pihak lain tidak
akan bisa mengklaim bahwa Barongan Blora ini karyanya,” terang
Mulyono.
Ia lalu menyontohkan kasus lagu Rasa
Sayange dari Ambon yang dipakai sebagai ikon lagu pariwisata
Malaysia. Menurutnya hal itu terjadi karena kekayaan warisan budaya
tak benda berupa lagu tersebut belum dicatatkan untuk mendapatkan
pengakuan dari Kemendikbud dan Unesco.
Oleh sebab itu, ia sangat mendukung
jika Blora dengan Barongannya segera melakukan pengajuan pengakuan
dan pencatatan sebagai warisan budaya tak benda. Karena menurutnya
semua warisan budaya tak benda yang barupa tarian, lagu maupun
kuliner harus segera dicatatkan untuk diakui sebagai karya daerah.
“Apalagi Barongan Blora ini sangat
bagus. Bahkan tidak hanya orang Jawa Tengah saja yang mendukung.
Kemarin saat kita mempertahankan materi Barongan Blora untuk menjadi
penetapan warisan budaya tak benda, ternyata semua pihak
mengapresiasi. Jadi ada ciri khas Barongan Blora yang berbeda dengan
barongan di daerah lain seperti Ponorogo, Wonogiri dan lainnya,”
lanjut Mulyono.
(berita terkait : klik Meriah, Barongan Blora dan Reyog Ponorogo Berkolaborasi di FBN IV 2017)
(berita terkait : klik Meriah, Barongan Blora dan Reyog Ponorogo Berkolaborasi di FBN IV 2017)
Dengan ciri khas inilah, Mulyono yakin
Barongan Blora bisa menjadi ikon budaya tak benda yang bisa membuat
Kabupaten Blora semakin dikenal luas. Ia juga mendukung agar
pelestarian kesenian rakyat ini bisa dimasukkan dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah sehingga generasi muda akan mengenali
budaya sendiri. (res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar