Salah satu petani di Desa Gadon Kecamatan Cepu memulai tanam pertama di musim 2017/2018 menggunakan transplanter. (foto: dok-infoblora) |
Bulan lalu, desa yang berbatasan dengan
Ngloram, Kemantren dan Panolan ini ikut mengirimkan berasnya untuk
donasi kemanusiaan Rohingya Myanmar sebanyak 150 ton. Disamping itu,
ketika daerah lain masih susah air karena kemarau, petani di Desa
Gadon saat ini justru telah memulai musim tanam pertama di musim
2017/2018 dengan menggunakan transplanter. Sehingga layak jika Gadon
disebut sebagai Desa Swasembada.
Namun kata swasembada ini menurut Ketua
Kelompok Tani Desa Gadon “Sri Widati”, Sutiono baru sebatas
swasembada gabah saja. Ia mengakui jika produksi gabah di desanya
memang melimpah. Namun ia belum bisa mengatakan bahwa Desa Gadon
telah swasembada beras.
Ketika ditemui di sela acara kunjungan
kerja Komisi B DPRD Jawa Tengah, Selasa (3/10/2017) lalu, Sutiono
mengungkapkan perihal tersebut. Ia ingin agar kedepan Gadon selain
swasembada gabah, juga bisa swasembada beras.
“Produksi gabah disini memang tinggi
karena mampu panen setahun 3 kali. Namun belum swasembada beras. Hal
itu karena desa kami belum mempunyai selepan yang daya tampungnya
besar, sehingga ketika usai panen langsung dijual ke luar wilayah
dalam bentuk gabah,” terangnya.
Alhasil, menurut Sutiono harga yang
diperoleh petani pun masih rendah. Berbeda jika petani menjual gabah
dalam kondisi kering atau berbentuk beras. Bisa dipastikan harganya
akan lebih tinggi dan keuntungannya lebih besar.
“Untuk mengeringkan dan memproses
menjadi beras inilah kendalanya. Kami selain belum ada selepan, juga
belum punya mesin pengering. Sehingga belum bisa menunda penjualan
gabah. Setelah panen pasti langsung dijual begitu saja. Mengingat
masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi,” lanjutnya.
Pihaknya berharap pemerintah bisa
memberikan bantuan alat pengering padi dan pembangunan rumah giling
padi atau selepan dengan daya tampung besar di Desa Gadon. Dengan
begitu, selain swasembada gabah juga bisa swasembada beras.
(res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar