![]() |
Petani Desa Kentong diperkenalkan dengan alat menanam padi yang diharapkan bisa menghemat pengeluaran dengan hasil yang lebih bagus. (foto: teg-ib) |
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
percepatan tanam guna mendukung peningkatan komoditas hasil pertanian
menuju swasembada pangan nasional.
Bertempat di aula Balaidesa Kentong,
Kepala Balai Alat Mesin dan Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah Ir Bimo Santoso MP, didampingi Kasi Pra Panen Ir Farid Mufti,
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Blora Hadirohmiyati SP dan Kasi Produksi Bidang Tanaman
Tangan Suparman Sp hadir untuk membuka pelatihan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Ir Bimo Santoso
MP mengatakan bahwa pelatihan ini sebenarnya untuk memberikan solusi
bagi para petani yang mana saat ini sudah semakin jarang ada tenaga
manusia untuk melakukan tanam padi.
![]() |
Salah satu petani praktek menanam padi pakai mesin dengan jalan maju. (foto: teg-ib) |
Menurutnya selain efesien dan efektif,
alat ini juga mampu menekan biaya produksi petani dalam melakukan
tanam padi. Sehingga tentu saja alat rice transplanter/ alat tanam
padi ini bisa menjadi pilihan para petani.
“Kalau menggunakan alat ini tanam
dengan luasan lahan satu hektare mampu diselesaikan dengan satu hari.
Namun, jika menggunakan tenaga manusia tentu harus membutuhkan tenaga
banyak untuk bisa selesai dalam waktu yang sama,” bebernya.
Selain menghemat biaya produksi, lanjut
Bimo alat rice transplanter/ alat tanam padi juga mampu manambah
hasil panen para petani yang mencapai 5- 15 % jika di banding dengan
menggunakan tenaga manusia.
“Biaya murah, hasil panen meningkat,
tentu ini akan membantu para petani untuk bisa ikut mensukseskan
percepatan tanam pemerintah,” tandasnya.
Bimo menambahkan untuk target luasan
tanam Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 mencapai 1,8 juta Hektare.
Sedangkan untuk tahun ini Pemerintah menarget luasan tanam untuk di
tambah lagi.
“Ya kami tetap berusaha untuk
perluasan tanam ada peningkatan agar hasil capaian tanam bisa ikut
meningkat,” tambahnya.
Namun demikian untuk mencapai pada
target tahun ini yaitu di atas capaian tahun lalu pihaknya berharap
para petani Blora khususnya bisa ikut melakukan gerakan percepatan
tanam sehingga luasan tanam tahun ini yang di tambah bisa terpenuhi.
“Kalau di Blora harapannya hanya di
tiga Kecamatan yaitu Cepu, Kradenan, Kedungtuban. Hal ini karena di
tiga kecamatan tersebut merupakan lumbung padi di Blora,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman
Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora
Hadirohmiyati SP, mengatakan untuk wilayah Blora sendiri dalam satu
tahun target luasan tanam mencapai 108.222 ribu hektare.
“Kami harap para petani bisa
melakukan percepatan tanam, sehingga target tersebut bisa terpenuhi.
Kita siap melakukan pendampingan,” kata Hadirohmiyati SP,
Selain teori yang dilaksanakan di
Balaidesa, petani juga langsung diajari praktek ke lapangan untuk
menanam padi dengan menggunakan rice transplanter.
Warlan salah satu petani mengaku dengan
adanya alat rice transplanter/ alat tanam padi ini sangat membantu
para petani terlebih saat ini tenaga manusia untuk tanam padi sangat
sulit untuk di cari.
“Alat ini sangat terbantu, selain
lebih murah biaya produksi, alat ini juga sangat efektif membantu
percepatan tanam para petani. Apalagi ini sudah mendapatkan pelatihan
secara gratis, pasti nanti akan langsung kami terapkan,” ungkapnya.
(humas | res-ib)
0 komentar:
Posting Komentar