Bupati Blora dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila membacakan sambutan Presiden RI Joko Widodo tentang penegasan Pancasila sebagai dasar negara dan pemersatu bangsa. (foto: dok-ib) |
Adapun peserta upacara meliputi
Aparatus Sipil Negara (ASN), TNI, POLRI, PKK, Persit, Bayangkari,
Satpol PP, KNPI dan pelajar. Turut hadir Wakil Bupati H.Arief Rohman
M.Si, Sekda Bondan Sukarno, jajaran Forkopimda Kabupaten Blora,
seluruh Kepala OPD se Kabupaten Blora serta tokoh agama, tokoh
masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati membacakan
amanat Presiden RI Joko Widodo. Dimana ia kembali mengingatkan bahwa
Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan keberagaman
Indonesia.
“Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa pada pagi hari ini kita dapat berkumpul menyelenggarakan Upacara
Peringatan Hari Lahir Pancasila untuk yang pertama kalinya. Upacara
ini meneguhkan komitmen kita agar lebih mendalami, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Menurutnya, Pancasila merupakan hasil
dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila
tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan lr. Sukarno, Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus
1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang
kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga secara
bersama-sama bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan
Indonesia.
Upacaa bendera peringatan Hari Lahir Pancasila berlangsung khidmat dan lancar. (foto: dok-ib) |
Namun, ia menyampaikan bahwa kehidupan
berbangsa dan bernegara saat ini sedang mengalami tantangan.
Kebinekaan tunggal ika sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan
tindakan yang mengancam kebinekaan dan keikaan. Saat ini ada sikap
tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini
semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media
sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong.
Ia mengatakan bahwa rakyat Indonesia
perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh
radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan
Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka,
Indonesia bisa terhindar dari masalah tersebut. Semua bisa hidup
rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila,
lndonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk
membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan.
“Oleh karena itu, saya mengajak peran
aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh
masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran
birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk
menjaga Pancasila,” lanjutnya.
Pemahaman dan pengamalan Pancasila
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menurutnya harus terus
ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan
dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman
dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Komitmen pemerintah untuk penguatan
Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus
dilakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017
tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan ldeologi Pancasila. Bersama
seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat
pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi
dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan,
pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian
integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.
“Hadirin yang saya hormati, tidak ada
pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita
bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali
seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk
persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus
kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong
royong dan toleran,” ajaknya.
Namun demikian, masyarakat diminta
harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak
sejalan dengan Pancasila. Pemerintah akan bertindak tegas terhadap
organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang AntiPancasila,
Anti-UUD 1945, Anti-NKRl, Anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti
bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang
jelas-jelas sudah dilarang di bumi lndonesia.
“Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga
persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling
bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling
membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu,
bergotong royong demi kemajuan lndonesia. Selamat Hari Lahir
Pancasila. Kita lndonesia, Kita Pancasila. Semua Anda lndonesia,
semua Anda Pancasila. Saya lndonesia, saya Pancasila,” pungkasnya. (humas | res-ib)
0 komentar:
Posting Komentar