Rapat pembahasan rencana pembangunan Waduk Randugunting di ruang rapat Bupati Blora bersama BBWS Pemali Juana, Senin (22/5). (foto: dok-humas) |
Bertempat di ruang rapat Bupati, rakor
diikuti rombongan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang dipimpin langsung oleh Ir.
H. Ruhban Ruzziyatno, MT selaku Kepala Balai.
Sedangkan dari Pemkab Blora diikuti
oleh Sekda Kabupaten Blora Drs. Bondan Sukarno MM, Asisten II Sekda
Slamet Pamudji SH, M.Hum, Kepala DPUPR Kabupaten Blora Ir. Samgautama
Karnajaya MT, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ir Dewi Tedjowati, serta
Kepala PDAM Kabupaten Blora Yan Riya Pramono SE.
Dalam paparannya, Kepala Bidang
Perencanaan dan Program BBWS Pemali Juana, Dani, menjelaskan bahwa
nantinya pembangunan Waduk Randugunting di Desa Kalinanas, Kecamatan
Japah, Kabupaten Blora akan memberikan manfaat untuk pengendali
banjir, suplai air baku, irigasi serta pariwisata. Anggaran
pembangunan menggunakan APBN yang dikucurkan melalui Kementerian
Pekerjaan Umum.
“Diperlukan lahan seluas 241.428 Ha
yang akan menampung air sebanyak 10,40 Juta m³. Nantinya Waduk
Randugunting ini akan digunakan untuk membantu pengairan di Kabupaten
Rembang, Pati dan Blora. Pembangunan sendiri akan mulai dilakukan
pada tahun 2018 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2020,”
terangnya.
Terkait rencana pembangunan tersebut,
Bupati Blora Djoko Nugroho menyampaikan bahwa di perbatasan
Blora-Pati-Rembang yang merupakan Blora bagian utara, masyarakatnya
sangat membutuhkan air, terutama untuk pertanian. Oleh karena itu
diharapkan desain dan pembagian air bendungan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat sehingga dapat membantu petani terutama
dalam musim tanam.
“Saya ingin masyarakat Blora juga
bisa menikmati manfaat dari Bendungan Randugunting itu. Jangan sampai
pembangunan waduknya di wilayah Blora tetapi yang memperoleh manfaat
hanya Rembang dan Pati,” ucap Bupati Djoko Nugroho.
Dengan adanya pembangunan waduk
tersebut, Bupati berharap kedepan juga dapat menjadi daya tarik
wisata baru di Kabupaten Blora.
Sementara itu, Kepala BBWS Pemali
Juana, Ir. H. Ruhban Ruzziyatno, MT menjelaskan bahwa sebagian besar
air dari Waduk Randugunting memang dialirkan ke Rembang dan Pati.
Mengingar kondisi geografis Blora yang lebih tinggi sehingga kecil
kemungkinan air tersebut dialirkan ke wilayah Blora.
Sebagai langkah alternatif, ia
menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Blora dapat memberikan usulan
pembangunan embung di lokasi lainnyang akan difungsikan untuk
irigasi. Pihaknya siap membantu pembangunannya.
“Namun apabila dipaksakan dialirkan
ke wilayah Blora, dapat dilakukan pemompaan seperti yang dilakukan di
Wonogiri pada Waduk Gajahmungkur. Kami akan melakukan study potensi
tampungan air serta study kompetensi lebih lanjut mengenai
penyesuaian desain bendungan. Perihal pemanfaatan bendungan sebagai
tempat wisata perlu adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Blora
untuk memberikan usulan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala DPUPR Ir.
Samgautama Karnajaya MT mengatakan bahwa Pemkab Blora akan meminta
air Waduk Randugunting tersebut untuk keperluan PDAM di wilayah Japah
dan sekitarnya. Mengingat di musim kemarau rentan terjadi kekeringan.
“Kita minta air untuk PDAM sebanyak
100 liter per detik serta kewenangan untuk mengembangkan kawasan
pariwisata disana,” ucapnya, ketika dihubungi Selasa pagi (23/5).
Selain itu, sebagai kompensasi atas
tidak dapatnya aliran irigasi dari Waduk Randugunting, menurut
Samgautama, Pemkab Blora juga akan mengajukan pembangunan embung dan
cekdam di wilayah lain. “Beberapa yang diusulkan adalah pembangunan
Embung Suruhan dan Klopoduwur,” pungkasnya.
Menyikapi hal itu, Blora Djoko Nugroho
meminta kepada seluruh OPD terkait untuk mendata kebutuhan apa saja
yang kira-kira sangat dibutuhkan masyarakat serta mendata keadaan
pengairan di daerah sekitar.
“Tolong semuanya didata, nanti kita akan kesana untuk melakukan pengecekan lapangan, semoga apa yang kita lakukan ini menjadi barokah untuk kita semua,” ujarnya. (Humas | res-ib)
0 komentar:
Posting Komentar