![]() |
Suasana kolam renang Kedungpupur peninggalan Belanda di kawasan hutan Desa Ledok Kecamatan Sambong. (foto: dok-ib) |
Untuk menata itu, Pemkab Blora
menggandeng berbagai pihak untuk turut andil dalam pengembangan
potensi wisata itu. Seperti Perhutani, Pertamina, pemerintah desa
hingga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Karena melibatkan banyak pihak, Pemkab
pun tak ingin terjadi permasalahan terkait proyek pembangunan
pengembangan destinasi wisata itu. Dalam proyek pengembangan kawasan
wisata Kedungpupur di Desa Ledok, Kecamatan Sambong misalnya,
sejumlah pihak turut serta dalam pengembangan wisata sumur minyak tua
dan kolam renang peninggalan Belanda yang berada di kawasan hutan
tersebut.
Selain Pemkab, Perhutani dan Pertamina,
pemerintah desa dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) juga
terlibat dalam pengembangan destinasi wisata yang diproyeksikan
menjadi unggulan Blora di masa depan tersebut.
Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP)
Asset 4 Field Cepu siap mengucurkan bantuan dari dana corporate
social responsibility ( CSR) sebesar Rp 500 juta untuk pengembangan
Kedungpupur. Untuk kali kesekian, Pemkab menggelar rapat koordinasi
(rakor) membahas pengembangan Kedungpupur, Selasa (2/5) lalu.
Rapat dipimpin Bupati Djoko Nugroho
didampingi Wabup Arief Rohman. Rakor yang berlangsung di ruang
pertemuan Wabup tersebut dihadiri sejumlah pejabat antara lain
Asisten II Slamet Pamudji, Kepala Bappeda Sutikno Slamet, Kepala
Dinporabudpar Kunto Aji serta perwakilan Perhutani KPH Blora dan Cepu
dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
![]() |
Rapat rencana pembangunan Kedungpupur dan Goa Terawang dipimpin Bupati Djoko Nugroho. (foto: ip-ib) |
Bupati Djoko Nugroho mengemukakan,
dengan adanya pengembangan wisata Kedungpupur diharapkan dapat
membantu masyarakat sekitar sehingga bisa meningkatkan perekonomian
rakyat. Pengembangan wisata juga ditujukan untuk menumbuhkan
kreativitas masyarakat dalam menjalankan usaha yang akan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
“Semua yang ada di Blora adalah untuk
Blora, semua untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Blora,” ujar
Bupati.
Dalam rapat tersebut, Bupati menekankan
bahwa fokus pengembangan wisata pada saat ini adalah wisata
Kedungpupur serta wisata Gua Terawang. Terkait pengembangan wisata
Goa Terawang, Humas Perhutani Blora, Teguh menyampaikan bahwa saat
ini perencanaan pengembangan sudah dibuat dan Gua Terawang telah
dihiasi lampu lampu hias serta di bagian dalam gua diberi lampu
penerangan.
Pengembangan akan dilakukan dengan
menyediakan fasilitas bermain seperti kereta mainan serta kendaraan
ATV. Sementara itu, terkait payung hukum, Wabup Arief Rohman
menyatakan bisa dibahas lebih lanjut dengan Kejaksaan Negeri.
Menurutnya, Kepala Kejaksaan Negeri Blora sangat mendukung adanya
pengembangan wisata ini.
“Adanya payung hukum dapat membantu
proses pengembangan wisata agar lebih jelas,” tandasnya.
Selain itu wabup juga berharap agar
pengembangan wisata melibatkan pula masyarakat sekitar. Sekadar
diketahui, Wanawisata Kedungpupur dinyakini bisa menjadi ikon
destinasi sejarah di Blora.
Kawasan wisata itu memadukan wisata air
dan pesona hutan dan penambangan minyak sumur tua. Di Desa Ledok
terdapat kolam Kedungpupur yang konon pernah menjadi tempat pemandian
bagi pekerja tambang minyak di jaman kolonial Belanda. Selain itu,
kawasan hutan jati di Desa Ledok masih asri di tengah aktivitas
pertambangan minyak. (humas |ip-ib)
0 komentar:
Posting Komentar