Bupati Djoko Nugroho bersama Wakil Bupati Arief Rohman memimpin rakor ekunida tentang kesiapan menghadapi Ramadhan. (foto: dok-ib) |
Dipimpin langsung oleh Bupati Djoko
Nugroho dan Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si, rakor diselenggarakan
di ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora. Turut hadir dalam rapat
tersebut Wakapolres Blora Kompol Indriyanto Dian Purnomo, S.H, Kasdim
0721/Blora Mayor Kav Hyasintus Waleng, P, ST dan Sekda Drs. Bondan
Sukarno MM.
Bupati Djoko Nugroho menyampaikan
tujuan rakor ini untuk mengetahui kesiapan masing-masing OPD terkait
tentang kepastian kondisi ketersediaan pangan, harga sembako dan
energi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Disamping itu untuk
koordinasi lintas sektoral dan meningkatkan sinergisitas dengan OPD
demi terciptanya suasana masyarakat yang kondusif.
“Setiap mendekati hari besar
keagamaan bisa dipastikan akan terjadi lonjakan harga pangan. Kami
tidak melarang pedagang ambil keuntungan, namun “mbokyao”
yang wajar saja sehingga sama-sama untung antara penjual dan pembeli.
Untuk itu saya ingin tahu sejauh mana kepastian ketersediaan bahan
pangan dan stabilitas harga kebutuhan pokok saat ini,” ujar Djoko
Nugroho.
Menanggapi pernyataan Bupati, Kepala
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Ir. Reni Miharti
M.Agr.Bus menerangkan bahwa posisi stok beras hingga bulan Mei sudah
surplus.
“Stok beras di gudang Bulog hingga
Mei ini sudah mencapai 12.493 ton dimana 10.597 ton berasal dari
serapan beras petani. Ini sudah bisa mencukupi kebutuhan pangan
hingga lebaran. Untuk harganya kualitas premium mencapai 10 ribu per
kilogram, sedangkan beras biasa masih di kisaran 8500 rupiah per kg,”
jelas Reni Miharti.
Begitu juga dengan gula, menurutnya
dengan dimulainya musim giling tebu di pabrik GMM-Bulog sejak 1 Mei
kemarin bisa menopang ketersediaan komoditas gula di Kabupaten Blora.
“Hingga april kemarin stok gula masih 16.740 ton. Sedangkan
kebutuhan kita 9.069 ton, sehingga masih surplus 7.671 ton,” lanjut
Reni.
Sedangkan untuk komoditas telur, bawang
merah, cabai, tepung terigu dan minyak goreng masih harus
mendatangkan dari kabupaten/kota lain karena produksi di Blora masih
rendah. Namun untuk harganya masih relatif stabil.
Menyambung Kepala DPKP, Ir. Maskur MM
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM menyatakan bahwa harga
sembako memang mengalami kenaikan namun hal itu masih dalam batas
toleransi.
“Telur saat ini masih Rp 20.500 per
kg. Sedangkan daging sapi kualitas premium Rp 105.000 sampai Rp
110.000 per kg. Sedangkan untuk gula kita sepakat harga tidak boleh
melebihi Rp 12.500 per kg. Lantas untuk minyak goreng curah berada di
harga Rp 10.500 hingga Rp 11.000 per kg,” terang Maskur.
Ia meminta kepada seluruh Camat untuk
terus melakukan pengawasan pasar di masing-masing wilayah. Jika ada
kelangkaan dan kenaikan harga sembako, untuk dilaporkan ke dinasnya
agar bisa segera diatasi dengan operasi pasar.
Sedangkan untuk energi, khususnya
elpiji 3 kg akan ada penambahan kuota sekitar 5 persen dari Hiswana
Migas. Pihaknya juga siap menggelar operasi pasar jika ada laporan
kelangkaan elpiji melon.
“HET Kabupaten Blora Rp 18 ribu per
tabung. Meskipun begitu, khusus untuk PNS kami himbau untuk
menggunakan bright gas 5 kg yang kini sudah ada di pasaran bahkan
sudah disediakan di Koperasi Karya Sejahtera,” lanjutnya.
Mendengar seluruh penjelasan OPD
terkait, Bupati meminta agar terus dilakukan pengawasan terhadap pola
distribusi sembako di Kabupaten Blora. Karena menurut Bupati meskipun
komoditasnya ada, tidak menjamin harganya stabil. Bisa saja terjadi
penimbunan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Lakukan sidak secara berkala untuk
mengontrol harga sembako dan ketersediaannya. Saya mengapresiasi
Polres Blora yang telah membentuk satgas mafia pangan. Hal itu akan
sangat membantu Pemkab dalam pengendalian distribusi dan harga
komoditas pangan jelang Ramadhan dan Lebaran,” pungkasnya. (humas |
ip-ib)
0 komentar:
Posting Komentar