![]() |
Truk pengangkut kayu jati Perhutani KPH Cepu ditinggalkan perampok di tepi jalan Desa Ngliron Kecamatan Randublatung, Kamis pagi (7/4). (foto: and-infoblora) |
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari warga sekitar,
menjelaskan bahwa kejadian perampokan berawal ketika Rabu sore (6/4) usai
penebangan kayu jati di hutan Dukuh Klompok Desa Sogo, supir hendak membawa
kayu hasil tebangan ke TPK Perhutani KPH Cepu. Namun karena TPK KPH Cepu tutup
pada pukul 17.00 WIB, niat untuk mengirimkan kayu tersebut urung dilakukan.
“Awalnya kayu jati hasil tebangan akan dikirim supir ke KPH Cepu,
namun karena terlalu sore jadi ditunda. Supir memarkirkan truk kayu di depan
rumah makan dekat lokasi pemotongan kayu dan ditinggal pulang. Sedangkan dari
Perhutani ada 2 orang penjaga keamanan yang menjaga truk tersebut. Tahu-tahu
pagi harinya truk sudah tidak ada, kabarnya dirampok dan kedua penjaga keamanan
jadi korbannya. Rusanto dan M.Sahri mengalami luka-luka sehingga dilarikan ke
salah satu rumah sakit di Kecamatan Cepu,” jelas Jadi warga setempat.
Rusanto, salah satu korban penganiayaan perampok truk kayu saat
dimintai keterangan menjelaskan bahwa pada pukul 00.17 WIB datang beberapa kelompok orang menggunakan
kendaraan bermotor dengan berboncengan 3 orang tiap motor menghampiri truk yang
ia jaga bersama M.Sahri.
“Tengah malam tiba-tiba saya saat
berjaga dihampiri puluhan orang tak dikenal menggunakan sepeda motor, jumlahnya
kira-kira 25 orang. Mereka langsung
memukuli aya dan Sahri hingga babak belur pada bagian kepala dan sekujur tubuh.
Kemudian salah satu perampok berusaha membawa mobil truk berisi kayu jati
tersebut dengan cara mengotak atik pada bagian kontak dan berhasil
menyalakannya,” jelas Rusanto, Kamis (7/4).
Setelah para perampok berhasil menyalakan truk,
menurut Rusanto ia dan Sahri ikut dibawa dan diturunkan di rel kereta api Desa Kediren Kecamatan Randublatung. “Dalam keadaan
lemas tak berdaya, kami berdua diturunkan di rel Desa Kedhiren, dan mereka
berpesan bahwa mobil truk pengangkut kayu yang dibawa akan ditinggal di Dukuh Banyuasin
arah Blora,” lanjut Rusanto.
Pasca diturunkan, Rusanto dan
M.Sahri pun berusaha kembali ke lokasi perampokan dengan bantuan kendaraan lain
yang lewat jalan Randublatung-Cepu dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek
Kedungtuban.
Setelah menerima laporan kedua
korban, petugas dari Polsek Kedungtuban langsung melakukan pengejaran.
Sementara itu Rusanto dan M.Sahri dibawa ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Cepu
untuk mendapatkan perawatan.
Dalam pengejaran tersebut, truk
pengangkut kayu jati yang dirampok puluhan orang tak dikenal tersebut ditemukan
polisi di Desa Ngliron Kecamatan Randublatung, tepat berada di tepi jalan raya
arah Blora.
“Setelah mendapatkan laporan, kami
langsung melakukan pengejaran. Truk ditemukan sudah kosong tanpa glondongan
kayu jati dan ditinggal di tepi hutan Desa Ngliron Kecamatan Randublatung. ACCU
truk juga hilang. Kemungkinan kawanan perampok ini ganti kendaraan untuk
mengangkut kayu,” jelas AKP Sugiharto, Kapolsek Kedungtuban.
Tidak berhenti sampai disitu,
pihaknya terus melakukan penyelidikan dan menggali keterangan dari korban untuk
melacak keberadaan perampok yang jumlahnya mencapai 25 orang tersebut.
Akibat kejadian tersebut
mengakibatkan kerugian berupa hilangnya 8 kubik kayu jati kering siap
olah, 1 unit truk milik Adi warga Desa
Pulo Kedungtuban rusak, dan 2 korban petugas keamanan Perhutani luka-luka.
(tio/and-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar