Dalam rapat konsultasi publik tentang RPJMD 2016-2021, Bupati tegaskan tekadnya untuk melakukan perbaikan infrastruktur pedesaan hutan. (foto: ag-infoblora) |
Bupati yang akrab dipanggil Pak Kokok ini kembali menegaskan jika
mulai tahun ini dirinya bersama Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si akan fokus
perbaikan jalan pedesaan tengah hutan.
“Saya minta DPU untuk segera menyelesaikan perijinan pengelolaan
jalan perhutani yang menjadi penghubung antar desa agar bisa segera tuntas.
Tahun ketiga nanti harus terselesaikan agar warga bisa menikmati jalan bagus.
Kalau masih saja tidak selesai, nanti kantor DPU saya pindahkan ke Bangkleyan
biar merasakan bagaimana deritanya hidup di desa hutan yang jalannya jelek,”
tegas Bupati kepada Plt.Kepala DPU Blora, Bondan Sukarno.
Ia menjelaskan bahwa selama puluhan tahun banyak desa-desa pelosok
hutan yang perekonomiannya tidak bisa berkembang lantaran akses jalan menuju
desa tersebut dalam keadaan rusak. Sementara jalan tersebut statusnya milik
perhutani, sehingga Pemkab tidak bisa melakukan perbaikan. Ia ingin Perhutani
bisa menyerahkan pengelolaan jalan desa hutan ke Pemkab.
“Seperti di Bangkleyan ujung selatan Kecamatan Jati, Getas-Nglebak
Kecamatan Kradenan dan desa hutan lainnya. Setiap musim panen pasti harganya
anjlok lantaran akses jalan yang jelek, petani tidak kuat harus menjual keluar
desa dan hanya bisa pasrah pada tengkulak. Gabah hanya dihargai Rp 2.800 per
kilogram, padahal HPP dari pemerintah Rp 3.700, sungguh memprihatinkan,” lanjut
Kokok.
Tidak hanya jalan pedesaan hutan, ia juga berkomitmen agar
pengadaan jaringan listrik di desa-desa pelosok hutan bisa ditambah. Selain itu
juga pembangunan embung dengan memanfaatkan air Bengawan Solo guna irigasi
pertanian.
“Coba bayangkan, siapa yang mau hidup di desa pelosok hutan yang
jalannya rusak, minim listrik dan selalu dilanda kekeringan ketika kemarau.
Mana bisa maju kalau keadaan seperti itu terus dibiarkan saja. Jenengan semua
yang di kota ketika listrik mati 5 menit saja sudah bingung setengah mati. Atas
dasar itu saya ingin dalam 3 tahun ini pembangunan infrastruktur desa-desa
pelosok hutan bisa tuntas,” pungkasnya.
Sementara itu Plt Kepala DPU Blora Bondan Sukarno membenarkan jika
dinas yang dipimpinnya tersebut sedang merencanakan perbaikan jalan di wilayah
hutan penghubung desa-desa pelosok.
“Tidak hanya dianggarkan dalam APBD Kabupaten, kami juga akan
ajukan bantuan ke Provinsi agar bisa memperbaiki jalan dengan jumlah besar.
Target utama perbaikan jalan Randublatung hingga Getas Kradenan, lalu
Menden-Ngrawoh-Nginggil-Nglebak-Megeri, dan Doplang-Bangkleyan,” jelas Bondan.
Ia menyatakan perbaikan jalan desa hutan untuk tahap awal
dilakukan pembangunan jalan lapen karena struktur tanah yang masih labil. “Sementara
kita bangun jalan lapen dahulu sebelum dihotmix, mengingat struktur tanah masih
belum padat. Sedangkan Doplang-Bangkleyan tahun ini akan ada proyek hotmix
sepanjang 6 km dengan anggaran Rp 4,5 miliar. Selebihnya akan ditangani secara
bertahap,” lanjut Bondan. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar