![]() |
Pro kontra pemindahan Pasar Induk Blora, para pedagang menolak dipindah dan meminta kejelasan dari Bupati agar bisa berdialog langsung. (foto: am-sm) |
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Induk Blora, Tarwa Saladin
menyatakan bahwa sebagian besar pedagang menolak pemindahan pasar. Mereka
menginginkan agar Bupati bisa memberikan penjelasan secara gamblang tentang
alasan pemindahan Pasar. Padahal menurut mereka saat masih dipimpin Pj.Bupati
Ihwan Sudrajat, pasar tidak dipindah namun hanya direvitalisasi dengan dibangun
3 lantai ke atas.
“Kami menolak dipindah. Dahulu Pj.Bupati niatnya hanya melakukan
revitalisasi dan dibangun 3 lantai ke atas di lokasi yang sama. Namun mengapa
sekarang begitu dipimpin Bupati Kokok justru kebijakannya berubah. Pasar malah
akan dipindah ke Gabus. Kami para pedagang minta kejelasan. Kami ajukan surat
audiensi kepada Bupati agar para pedagang bisa bertatap muka langsung dengan
para pengambil kebijakan,” jelas Tarwa Saladin, Kamis (7/4) kemarin.
Sementara itu, Kepa Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Blora, Maskur membenarkan jika para
pedagang ingin beraudiensi dengan Bupati.
“Mereka sudah mengirimkan surat kepada Pemkab. Kami menerima
dengan baik usulan audiensi itu. Nanti akan dibicarakan dengan Bupati untuk
menentukan kapan waktu yang tepat untuk bertemu guna melakukan dialog. Setelah
audiensi, nanti juga akan dilakukan sosialisasi ke lapangan,” ucap Maskur.
Sementara itu Bupati H.Djoko Nugroho ketika mengikuti rapat
konsultasi publik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Blora 2016-2021 di Bappeda Blora, Rabu (6/4) lalu, menyatakan kebulatan
tekadnya untuk memindah pasar demi penataan kota agar tidak semrawut dan kumuh,
serta pemerataan pembangunan.
Ia pun meminta dukungan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Cabang Blora perihal rencana pemindahan pasar tersebut, salah satunya adalah
KH.Muharror Ali. Kyai pemimpin Ponpes Khozinatul Ulum Blora yang juga tokoh NU
ini mendukung pemindahan pasar dengan syarat pedagang pasar lama diutamakan
dalam mendapatkan kios di pasar yang baru.
“Pasar saya pindah ke lahan yang lebih luas agar muat untuk parkir,
bongkar muat dagangan dan bisa menampung semua pedagang. Saat ini Pasar Blora
sudah tidak layak ditengah kota, dengan lahan yang sempit, kumuh, tidak punya
lahan parkir dan banyak pedagang yang berjualan di tepi jalan sering
mengakibatkan kesemrawutan. Di Gabus nanti juga akan dibangunkan sub terminal
agar bisa melayani arus penumpang dari dan menuju pasar. Tidak usah khawatir
akan kesepian di lokasi baru,” tegasnya.
Menurutnya di Pasar yang baru nanti tidak hanya menampung pedagang
Pasar Induk Blora. Namun juga menampung para pedagang Pasar Rel (selatan Pasar
Induk Blora) yang kini menempati lahan milik PT.KAI. Jika sewaktu-waktu tanah
tersebut diminta oleh PT.KAI maka pedagang sudah tidak repot lagi karena sudah
ada pasar baru.
Untuk diketahui, pada tahun 2016 ini pemindahan pasar belum
dilakukan. Pemkab hanya melakukan pengukuran lahan, pemadatan lahan dan
pengkajian AMDAL terkait pembangunan pasar di Gabus Kelurahan Mlangsen.
Sedangkan pembangunan fisiknya baru akan dilakukan pada tahun 2017 mendatang.
(tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar