BLORA. Di masa
kepemimpinannya bersama Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si, Bupati Blora H.Djoko
Nugroho selain terus membenahi kualitas jalan, ia juga bertekad untuk
meningkatkan kualitas akses transportasi dari dan menuju wilayah Blora baik
melalui darat, udara maupun moda kereta api.
“Jalan kabupaten yang menghubungkan antar kecamatan
dan pedesaan yang berada di bawah pengelolaan Pemkab terus diperbaiki. Jalan
kabupaten penghubung antar kecamatan sudah baik, kini saya minta DPU untuk
fokus melakukan perbaikan jalan pedesaan terutama jalan desa hutan wilayah
Blora Selatan,” ucap Bupati Djoko Nugroho.
Pihaknya juga akan mengatur ulang alur angkutan umum
di Kota Blora dan sekitarnya. “Selain pasar dipindah ke Gabus, nanti akan ada
sub terminal. Kalau perlu nanti saya beli 10 angkutan penumpang untuk melayani
trayek penumpang melewati pasar, biar trayeknya diatur Dinas Perhubungan,”
lanjutnya, saat Rapat Konsultasi Publik RPJMD, kemarin.
“Mengenai Lapangan Terbang Ngloram, saya dan pak wakil
akan terus mengawal agar upaya pengaktifannya kembali menjadi bandara bisa
segera dilakukan. Pak Ganjar juga sudah mendukung, sehingga Pemkab dan Pemprov
akan bersama-sama bergerak mewujudkan bandara Ngloram dengan terus menjalin
koordinasi dengan Kementerian ESDM selaku pemilik lahan dan Kemenhub selaku
pengelola perhubungan dengan berbagai tahapan,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Bupati H.Arief Rohman mengatakan
bahwa saat ini Bojonegoro Jatim juga terus mengupayakan agar di wilayahnya bisa
dibangun Bandara, namun peluangnya lebih besar Kabupaten Blora.
“Bojonegoro juga terus berupaya agar mereka bisa
mambangun bandara, namun belum mendapatkan ijin pembebasan lahan karena akan
menggunakan lahan milik Perhutani. Selain itu radar penerbangan juga terlalu
dekat dengan Iswahyudi Madiun. Blora yang peluangnya lebih besar, lahannya
sudah ada tinggal diperluas dan diaktifkan kembali. Mohon doanya agar Bandara
Ngloram bisa segera terwujud,” ujar Arief Rohman.
Kemudian, dengan telah ditetapkannya Jalan Rembang-Blora-Cepu
menjadi jalan nasional, menyambung jalan nasional Padangan-Bojonegoro dan
Padangan-Ngawi, pihaknya juga berharap ada peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Blora.
“Mulai Januari 2016 lalu, jalur Rembang-Blora-Cepu
sudah jadi jalan nasional. Kami terus mendorong agar Kementerian Pekerjaan Umum
bisa melakukan pembangunan jalan yang maksimal. Sedangkan untuk Blora Selatan
aksesnya akan dibuka dengan pembangunan jembatan Bengawan Solo di Kecamatan
Kradenan menuju Ngraho sehingga transportasi lebih singkat, tidak terpusat ke
Cepu yang jauh dari Kradenan dan Randublatung untuk menuju Bojonegoro dan
Ngawi. Apalagi jika tol Solo-Ngawi beroperasi, saya ingin ada tol juga menuju
Cepu,” bebernya.
Sedangkan jalan provinsi Cepu-Randublatung-Doplang, Blora-Kunduran, Ngawen-Japah-Todanan hingga perbatasan Pati terus diperbaiki oleh Bina Marga Jawa Tengah. Hingga saat ini ada sejumlah perbaikan dengan rigid beton di ruas jalan provinsi tersebut.
Pekan lalu, Wakil Bupati yang juga mantan staf khusus
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) ini juga berkunjung ke Stasiun Cepu
untuk berkoordinasi dengan PT.KAI guna mengupayakan agar kereta eksekutif
Jakarta-Surabaya bisa berhenti di Cepu.
“Teman-teman dari Jakarta sering kesusahan kalau ingin
ke Blora. Kalau banyak kereta eksekutif yang bisa berhenti di Stasiun Cepu maka
akan lebih banyak pilihan. Apalagi Stasiun Cepu intensitas penumpangnya tidak
kalah dengan Stasiun Bojonegoro. Pemkab akan ajukan surat ke PT.KAI agar kereta
eksekutif semakin banyak yang berhenti di Cepu, minimal 5 menit sudah membantu,”
pungkasnya. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar