![]() |
Retribusi dari sektor Pasar Tradisional akan digenjot Disperindagkop UMKM guna mencapai target PAD tahun 2016. Salah satunya Pasar Rakyat Jepon. (foto: tio-infoblora) |
Untuk
mencapai target tersebut, sejumlah langkah mulai dilakukan untuk memaksimalkan
potensi pendapatan di beberapa sektor ekonomi seperti pengelolaan pasar
tradisional yang sebagian besar berada dibawah kelola Disperindagkop UMKM
Kabupaten Blora.
Kepala
Disperindagkop UMKM Blora, Maskur menjelaskan bahwa tahun ini dinas yang dipimpinnya
diberikan target Pemkab yang cukup tinggi sampai Rp 8 miliar sehingga pihaknya
perlu kerja keras untuk mencapainya.
“Salah
satu langkah yang akan kami tempuh adalah memaksimalkan potensi pendapatan di
sektor pengelolaan pasar. Ada 14 pasar tradisional yang berada di bawah
pengelolaan Disperindagkop Blora sehingga retribusinya akan digenjot sesuai
peraturan perda yang ada,” jelasnya, Senin (25/1).
Menurutnya
beberapa tahun belakangan ini Pemkab Blora melalui Disperindagkop UMKM telah
memperbaiki sejumlah pasar tradisional yang ada di beberapa kecamatan seperti
Pasar Rakyat Jepon, Kunduran, Todanan, Ngawen, Medang, Mulyorejo, Doplang dll.
Dari situ dengan adanya penerapan perda baru tentang retribusi pasar, pertokoan
serta penggunaan aset milik Pemkab, maka diprediksi akan dengan mudah menaikkan
potensi PAD dari sektor pasar.
“Kenaikan
retribusi tersebut akan merata di semua pasar. Namun targetnya tidak akan sama
antara satu pasar dengan pasar lainnya, disesuaikan dengan kelas pasar sehingga
tidak akan memberatkan pedagang,” kata Maskur.
Selain
itu, tahun ini Disperindagkop UMKM juga akan membangun Pasar Induk Blora dan
komplek pertokoan atau ruko sebanyak 32 unit di perempatan Desa Seso Kecamatan
Jepon, tepat di depan Mapolres Blora. Diharapkan dengan adanya komplek ruko
tersebut kedepan juga bisa menyumbang PAD yang cukup besar sehingga target Rp 8
miliar bisa dicapai. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar