Home » , » Pj.Bupati Blora : Ironis, Punya Rumah Sakit Tetapi Memilih Berobat ke Luar Kota

Pj.Bupati Blora : Ironis, Punya Rumah Sakit Tetapi Memilih Berobat ke Luar Kota

infoblora.id on 25 Jan 2016 | 13.00

Penjabat (Pj) Bupati Blora Ihwan Sudrajat meminta agar fasilitas dan layanan kesehatan di Kabupaten Blora ditingkatkan. (foto: tq-infoblora)
BLORA. Penjabat (Pj) Bupati Blora Ihwan Sudrajat saat mengikuti dialog interaktif “Bupati Menyapa” dengan tema Layanan Kesehatan Tingkat Pertama (LKTP) di studio LPPL Radio Gagak Rimang Blora, Senin (25/1) menyatakan bahwa dirinya sangat prihatin dengan kondisi layanan kesehatan di kabupaten ujung timur Jawa Tengah ini.

Hal itu ia nyatakan saat menjawab pertanyaan dari Dimas warga Ngawen tentang banyaknya pasien yang lebih memilih berobat ke luar kota daripada berobat ke rumah sakit yang ada di Blora sendiri.

“Tidak hanya warga saja, bahkan parahnya para pejabatnya juga lebih memilih berobat ke luar kota. Ini sangat ironis, padahal Pemkab memiliki rumah sakit sendiri baik yang ada di Blora maupun Cepu. Sehingga perlu adanya evaluasi agar keadaan tersebut bisa dirubah,” ucap Pj.Bupati Ihwan Sudrajat.

Menurutnya untuk mengatasi keadaan tersebut, harus ada komitmen yang kuat antara Pemkab dan DPRD untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan di Kabupaten Blora. Banyak peralatan kesehatan yang belum dimiliki oleh rumah sakit di Blora. Ini salah satu penyebab banyak pasien yang memilih berobat ke luar kota.

“Di dalam APBD 2016 ini saya sudah menambahkan anggaran bidang kesehatan di Dinas Kesehatan hingga dua kali lipat. Harapannya bisa digunakan untuk pengadaan alat-alat kesehatan yang baru sebagai pelengkap alat yang belum tersedia dan peningkatan layanan masyarakat,” ungkapnya.

Diketahui saat ini rumah sakit di Blora maupun Cepu masih dalam kategori rumah sakit kelas C karena masih terbatasnya alat-alat kesehatan yang dimilikinya. Kedepan dirinya berharap bisa naik menjadi kelas B dimana biasanya rumah sakit kelas B akan dikelola langsung dibawah pengawasan Pemerintah Provinsi.

“Mau jadi kelas B bahkan kelas A sekaligus yang dikelola Pemprov atau Pemerintah Pusat, bukan dikelola Pemkab lagi itu tidak masalah. Yang penting pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa berjalan dengan baik,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora, dr.Henny Indriyanti menyadari masih banyak kekurangan tentang layanan kesehatan di Kabupaten Blora. “Kami meminta kepada seluruh tenaga kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas layanan mulai dari mengupdate ilmu sampai tata cara memperlakukan pasien di rumah sakit,” kata dr.Henny.

“Beberapa dokter kami sekolahkan lagi agar bisa mendapatkan keahlian yang lebih baik sesuai spesialisasi bidang masing-masing. Sementara itu kualitas Puskesmas juga terus ditingkatkan agar layanan kesehatan tidak selalu terpusat di rumah sakit,” lanjutnya.

Menurutnya hingga saat ini di Kabupaten Blora terdapat Puskesmas sebanyak 26. Dimana 10 diantaranya sudah menjadi Puskesmas Rawat Inap, sedangkan sisanya 16 merupakan Puskesmas Rawat Jalan.

“Tahun ini kami mendorong Puskesmas Bogorejo dan Puskesmas Sambong agar menjadi Puskesmas Rawat Inap. Dengan demikian penanganan gangguan kesehatan tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit, cukup di Puskesmas saja. Tentunya diimbangi dengan penambahan peralatan kesehatan dan SDM yang mumpuni,” tambah dr.Henny.

Selain itu Dinkes Blora di tahun 2016 ini juga akan mendorong Puskesmas menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) dan mengajukan 12 Puskesmas untuk dinilai tim akreditasi layanan kesehatan dari Pemerintah Pusat agar kualitas pelayanannya bisa terstandart. (tio-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved