Home » , » Pasca Bom Sarinah, Kapolres Blora Bekali Anggota Cara Pencegahan Terorisme

Pasca Bom Sarinah, Kapolres Blora Bekali Anggota Cara Pencegahan Terorisme

infoblora.id on 16 Jan 2016 | 09.00

Kapolres Blora, AKBD Dwi Indra Maulana SIK. (foto: am-sm)
BLORA. Pasca kejadian teror bom di Jl.MH Thamrin dan Mall Sarinah Jakarta Pusat, Kamis (14/1) lalu, Kapolres Blora AKBP Dwi Indra Maulana SIK langsung memerintahkan kepada seluruh anggotanya untuk meningkatkan kewaspadaan.

AKBP Dwi Indra Maulana SIK pun langsung mengumpulkan para Kabag, Kasat, Kasie, dan seluruh perwira Polres Blora di ruang PPKO Mapolres guna memberikan arahan serta penekanan bagaimana cara mendeteksi dan mencegah aksi terorisme.

Menurut AKBP Dwi Indra Maulana SIK, terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan yang sangat berbahaya terhadap peradaban, termasuk kategori kejahatan luar biasa (Ultra Ordinary Crimes) yang terorganisir.

“Sasaran aksi terorisme kali ini selain polisi juga warga sipil untuk menimbulkan rasa ketakutan dan menimbulkan rasa ketidakpercayaan sehingga menghambat, merusak bahkan mematikan produktifitas ekonomi masyarakat,” ucap AKBP Dwi Indra Maulana SIK.

Ia menjelaskan bahwa pendeteksian dan pencegahan aksi terorisme harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dengan gerakan moral, empowering dan edukasi serta penegakan hukum.

Adapun yang perlu dilakukan pertama kali untuk mengantisipasi terorisme adalah pemetaan atau mapping wilayah dan masalah. Pemetaan geograpical community atau komunitas berdasarkan batas-batas wilayah, seperti lingkup Kelurahan, RW dan RT.

Seorang aparat kepolisian juga harus bisa melihat potensi-potensi gangguan keamanan yang bisa memunculkan aksi terorisme. Ia harus menguasai data penduduk, kegiatan warga, ada tidaknya kontraka, kost, rumah sewa atau penginapan. Karena menurutnya dari situ bisa dilihat statistik situasi kehidupan warga. Jika ada yang mencurigakan bisa secara cepat diketahui.

Selain itu, Kapolres yang dahulunya bertugas di Temanggung ini juga meminta agar anggota kepolisian bisa memberdayakan komunikasi terpadu dengan sesama petugas keamanan. Baik Polri, TNI, Satpol PP hingga tokoh masyarakat harus diajak untuk sharing data dan informasi tentang kondisi kekinian wilayah.

“Dalam rangka membangun kerjasama untuk mendeteksi dan mencegah aksi terorisme diperlukan kerjasama antara Pemda, Polri, Sektor Bisnis, Media, LSM dan Masyarakat melalui wadah Crisis centre, seperti TMC, Call Centre, dan sebagainya,” ucap AKBP Dwi Indra Maulana SIK.

Jejaring kerjasama tersebut, menurutnya perlu dimulai dari tingkat propinsi, tingkat kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan, RW hingga RT tentang komunitas berdasarkan kepentingan, kategorial-kategorial dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan sehingga diperlukan komunikasi, koordinasi, control, kendali serta informasi.

“Meski wilayah Kabupaten Blora aman dan kondusif, kita jangan sampai lengah terhadap situasi saat ini. Kewaspadaan harus tetap dilakukan,” pungkas Kapolres Blora, AKBP Dwi Indra Maulana SIK. (resbla | Jo-infoblora)
Share this article :

1 komentar:

Unknown mengatakan...

lebih bahaya mana..... teroris apa koruptor?


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved