Petugas fogging Dinas Kesehatan Blora melakukan pengasapan di lingkungan sekolah. (foto: rs-infoblora) |
Kepala
Dinkes Blora dr.Henny Indriyanti melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan
Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Lilik Hernanto
mengatakan bahwa sejak hari Selasa (26/1) kemarin pihaknya mulai melakukan
fogging secara serentak di pemukiman penduduk yang endemis DBD dan sekolah
mulai TK, SD, SMP hingga SMA sederajat.
Diberitakan
sebelumnya, penderita DBD di Blora dalam satu bulan ini hampir mendekati angka
100 orang dan 3 orang dinyatakan meninggal akibat penyakit yang disebarkan
nyamuk Aides Aigepty ini.
“Fogging
kami lakukan untuk mencegah bertambahnya penderita DBD khususnya anak-anak yang
sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Sehingga sekolah menjadi sasaran utama
kegiatan fogging selain pemukiman penduduk,” kata Lilik Hernanto, Rabu (27/1).
Menurutnya
nyamuk penyebab DBD aktif melakukan gigitan pada saat pagi hari antara pukul
07.00 WIB hingga 09.00 WIB, dimana saat itu banyak anak-anak yang sedang
mengikuti pelajaran di sekolah. Sehingga sebisa mungkin kondisi sekolah harus
bersih dari sarang nyamuk.
“Kemarin
kegiatan fogging sudah mulai dilaksanakan di sejumlah sekolah yang ada di Kota
Blora mulai PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA sederajat. Hari ini pun akan
dilanjutkan pengasapan di sekolah lainnya,” ucapnya.
Namun
ia mengaku bahwa fogging bukan menjadi cara utama untuk membasmi keberadaan
nyamuk penyebab DBD. Fogging hanya mematikan nyamuk dewasa, sedangkan telur
nyamuk dan jentik-jentiknya harus dimusnahkan dengan gerakan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN).
“Kami
minta kepada warga masyarakat dan warga sekolah untuk giat melakukan PSN di
lingkungan masing-masing. PSN dilakukan dengan gerakan 4 M yakni menguras,
menutup, mengubur dan memantau perkembangan jentik nyamuk. Jika memiliki tempat
penampungan air yang besar dan susah dikuras secara rutin maka pakailah bubuk
abate,” pungkasnya. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar