Home » , » Hasil Penelitian PSLH UGM : Limbah Produksi GMM Sebabkan Pencemaran Bentolo

Hasil Penelitian PSLH UGM : Limbah Produksi GMM Sebabkan Pencemaran Bentolo

infoblora.id on 15 Jan 2016 | 01.00

Tim PSLH UGM memaparkan hasil penelitian pencemaran Waduk Bentolo di Kantor Setda Kabupaten Blora. (foto: teg-ib)
BLORA. Asal muasal pencemaran yang selama ini menjadi tanda tanya bagi sebagian besar warga Blora khususnya Kecamatan Todanan, Kunduran dan sekitarnya tentang apa yang menyebabkan air Waduk Bentolo menjadi hitam dan berbau menyengat di pertengahan 2015 kemarin kini terjawab sudah.

Setelah Pemkab Blora menggandeng Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UGM Yogyakarta untuk melakukan penelitian beberapa bulan lalu, hasilnya Kamis (14/1) kemarin dipaparkan di hadapan Penjabat (Pj) Bupati Blora bersama perwakilan dinas terkait dan masyarakat sekitar Waduk Bentolo.

Didepan Pj.Bupati, tim PSLH UGM yang diwakili oleh Doni Prakarsa Eka Putra menerangkan bahwa perlunya dilakukan penelitian terhadap kondisi air Waduk Bentolo karena PDAM dan irigasi pertanian di wilayah sekitar waduk memerlukan pasokan air yang bersih dan sehat, dalam artian tidak tercemar zat yang membahayakan.

Menurut Doni, pada Agustus 2015 lalu pihaknya bersama tim PSLH UGM telah mengambil sampel air untuk diteliti. Saat itu air keadaannya berwarna hitam, berbau menyengat dan organisme yang ada di dalam waduk mati karena kualitas air yang buruk.

Berdasarkan hasil penelitian dari PSLH UGM Yogyakarta, setelah dilakukan kegiatan pengamatan geologi dan hidrogeologi lapangan, evaluasi data sekunder dan data primer, serta sintesa pada penelitian tersebut. Ditarik kesimpulan bahwa secara hedrogeologi daerah di sekitar Waduk Bentolo tersusun tiga sistem air tanah.

Yaitu sistem air tanah dangkal,  sistem air tanah menengah (pencampuran) dan sistem air tanah dalam. Waduk Bentolo dan Goa Banyu berada pada sistem air tanah dangkal. Keduanya memiliki hubungan melalui rongga dan rekahan di bawah permukaan.

“Pada sistem air tanah yang sama sumber air dari Sendang Putri yang ada di Desa Tinapan tidak memiliki koneksi hidrolika dengan Waduk Bentolo dan Goa Banyu sehingga air dari sendang putri tidak tercemar,” ungkapnya.

Doni melanjutkan bahwa parameter kandungan kimia air yang bertindak sebagai kontaminan/pencemar penurunan kualitas air Waduk Bentolo yaitu BOD, COD, logam berat seperti Timbal (Pb), Seng (Zn), Kadmium (C4) serta zat organik. Kandungan zat organik yang tinggi menyebabkan air berbau menyengat.

“Adanya penurunan kualitas air Waduk Bentolo disebabkan oleh limbah padat coal (abu batubara) dan blonthong tebu hasil dari sisa produksi Pabrik Gula PT.Gendhis Multi Manis (GMM) yang diletakkan langsung di tanah (open dumping) sehingga kurang tertata dengan baik,” jelasnya.

Pihaknya juga mengakui faktor geologi daerah Tinapan dan sekitarnya yang memiliki banyak struktur geologi, rongga dan rekahan yang saling berpotongan menyebabkan air lindi (air hasil interaksi air hujan dengan limbah padat menyerap ke tanah).

“Banyaknya celah dan rongga membuat air yang masuk kedalam tanah meresap melalui celah-celah tanah tersebut sehingga masuk ke Waduk Bentolo,” papar Doni.

Dirinya berharap kedepan PT.GMM bersedia memperbaiki sistem produksi dan pengolahan limbah padat yang ada sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

(baca juga: Pabrik Gula GMM Berjanji Perbaiki Pengolahan Limbah Agar Tak Cemari Bentolo)

Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sri Wahyudini, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan (Dintanbunakikan) Reni Miharti, Dirut PDAM Tirta Amerta Blora, PT.GMM, serta perwakilan masyarakat dan beberapa tokoh LSM Lingkungan. (teg/tio-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved