![]() |
Beberapa pengunjung Goa Sentono sedang menikmati suasana di depan mulut goa. (foto: tio-infoblora) |
Daripada dari Kota Blora,
lokasi Goa Sentono lebih dekat jika ditempuh dari Kecamatan Cepu atau
Randublatung. Butuh waktu sekitar satu jam dari Kota Blora untuk sampai ke lokasi
goa ini. Sepanjang perjalanan akan banyak melihat landscape pemandangan sawah,
hutan dan pegunungan yang membuat mata segar.
“Wilayah disini termasuk
dataran tinggi jika dibandingkan dengan beberapa desa di sekitarnya. Meskipun
di tepi Bengawan Solo yang cenderung rendah, namun lokasi Goa Sentono berada di
perbukitan sehingga pemandangannya cukup bagus untuk menikmati indahnya
Bengawan Solo dikala matahari terbenam,” ungkap Andy (34) salah satu warga setempat,
kemarin.
Menurutnya akses ke
lokasi goa ini bisa ditempuh dengan mobil ataupun motor. Sesampainya di Desa
Mendenrejo, wisatawan bisa mengambil jalan arah Desa Medalem namun sesampainya
di pertigaan Sentono bisa belok ke kanan menuju lokasi Dukuh Sentono Desa
Mendenrejo.
Di kawasan Goa Sentono
tersebut terdapat sebuah pendopo atau rumah sederhana yang biasa digunakan
warga sebagai lokasi acara sedekah bumi setiap tahunnya dengan hiburan seni
tayub.
Untuk menuju mulut Goa
Sentono, dari pendopo tersebut harus ditempuh dengan jalan kaki sejauh kurang
lebih 100 meter. “Goa Sentono persis ada di tebing sebelah Sungai Bengawan
Solo. Harus hati-hati berjalan menuruni tebing tepi sungai,” kata Andy.
![]() |
Kawasan Goa Sentono Desa Mendenrejo Kec.Kradenan Blora. (foto: tio-infoblora) |
Warga sekitar percaya
jika diteliti dan digali lebih dalam maka goa ini bisa tembus hingga ke
pegunungan kapur yang berada di Kabupaten Tuban. Bagian dalam goa terlihat
gelap karena minimnya penerangan.
Sebelum memasuki kawasan
goa, pengunjung merasa seperti berada di lembah. Sepanjang mata memandang
terdapat hamparan Sungai Bengawan Solo dari ketinggian tertentu. Hawa sejuk
menyapa dikala angin berhembus. Tentu pemandangan alam disebelah sungai
terpanjang di Pulau Jawa ini menjadi suatu suguhan wisata yang mengguratkan
keindahan.
Dari lembah tersebut berjalan
menurun di bebatuan 150 meter pengunjung harus berhati-hati karena jalan
bebatuan cukup curam. Dari atas hanya tampak batu besar. Namun setelah sampai
di bawah barulah kelihatan Goa Sentono.
Lokasi ini memiliki
potensi wisata yang bisa dikembangkan. Sayangnya sampai saat ini masih minim
perhatian dari pemerintah setempat untuk mengembangkan goa yang ada di Desa
Mendenrejo ini.
“Sampai saat ini
pemerintah daerah hanya memberi papan nama Kawasan Situs Goa Sentono di atas
bukit, tidak ada upaya pengelolaan wisata lebih serius dari dinas terkait.
Sebagian kawasan ini masih berstatus milik warga, sedangkan sebagian lainnya
merupakan lahan milik desa,” jelasnya.
Menurutnya kalau pas hari
minggu atau akhir pekan banyak pengunjung dari kecamatan lain menikmati
keindahan alam Goa Sentono. “Banyak para muda mudi yang memadu kasih dikala
sore sambil melihat keindahan sunset diatas Bengawan Solo dari Goa Sentono,”
lanjutnya.
Perpaduan pegunungan, goa
dan sungai ini justru menjadi daya tarik para penghobi fotografi. Sering para
fotografer datang ke Goa Sentono. Cukup banyak angle saat memotret di lokasi
ini. Kebanyakan yang kesini para remaja.
Bagi masyarakat setempat,
Goa Sentono juga sarat nilai sejarah. Banyak versi yang menjelaskan bahwa goa
ini ada kaitannya dengan sejarah Desa Mendenrejo, namun dengan versi yang
berbeda-beda dari cerita rakyat setempat. Ada yang mengatakan berkaitan dengan
cerita Blacak Ngilo dan Sunan Bonang.
Blacak Ngilo adalah
seorang prajurit Majapahit yang melarikan diri saat perang saudara
memperebutkan kekuasaan Majapahit. Ada pula yang mengatakan bahwa goa ini dulu
pernh dijadikan tempat semedi Sunan Bonang untuk bertapa di tepi Sungai
Bengawan Solo. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar