![]() |
Kondisi Jembatan Kali Bakalan di Desa Giyanti Kec.Sambong semakin mengkhawatirkan. Separuh badan jalan ambles karena pondasi jembatan retak terancam longsor. |
Berdasarkan pantauan
di lokasi kemarin, pondasi jembatan utara yang sebelumnya retak kini
telah merembet hingga badan talud. Sehingga nyaris ambrol. Begitu juga dengan
sayap jembatan yang ambles dan memakan badan jalan. Jika sebelumnya hanya selebar
tiga meter, sekarang telah melebar hingga mencapai sepuluh meter. Selain itu,
bagian landasan oprit di sisi barat juga makin memanjang. Pagar pembatas dari
ranting pohon jati masih didirikan sebagai tanda peringatan.
Ketua Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Giyanti, Rusdianto menuturkan, setiap hujan turun,
retakan pada tiang dan sayap jembatan yang ambles terus bertambah. Sehingga,
makin hari kondisinya makin memprihatinkan.
”Sebelumnya kendaraan
roda dua masih berani bersimpangan. Namun sekarang tidak lagi. Mengingat
semakin melebarnya retakan tersebut. Begitu juga kendaraan roda empat. Harus
ekstra hati-hati kalau tidak ingin terperosok,” ujarnya, kemarin.
Pihaknya
mengemukakan, selain faktor alam, konstruksi bangunan yang tidak sesuai juga
menjadi salah satu penyebab jembatan yang kini nyaris ambrol. Jembatan tersebut
baru selesai dibangun akhir tahun 2013 lalu.
Rusdianto
mengungkapkan, minggu lalu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Blora telah
melihat langsung kondisi jembatan dan melakukan sejumlah perbaikan. Namun,
perbaikan tersebut dinilai tidak banyak membantu. Sebab hanya dilakukan
dengan menguruk lubang jalan yang ambles dan menambal retakan.
”Hanya diuruk dengan
pasir uruk dua rit dan semen dua sak untuk menambal retakan. Dan itu tidak ada
gunanya. Karena sekarang retak dan ambles lagi. Bahkan hampir ambrol,”
ungkapnya.
Camat Sambong, Luluk
Kusuma mengemukakan, pihaknya telah melaporkan kondisi jembatan Desa Giyanti
kepada Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora. Hanya, sejauh ini
belum ada tindakan lebih lanjut dari instansi terkait.
Dikemukakan, kini
pihaknya telah mempersiapkan laporan kondisi terbaru dari jembatan Desa
Giyanti. Kemarin laporan dan foto dokumentasinya sudah disampaikan kepada
bupati. ”Dalam waktu dekat kita akan menyampaikan ke DPU agar segera
ditangani,” tandas Luluk.
Sebelumnya, jembatan
Desa Giyanti mulai retak dan ambles tanggal 30 Maret lalu. Penyebabnya adalah
gerusan air Kali Bakalan yang merupakan anak Sungai Batokan. Jembatan ini
merupakan akses utama yang menghubungkan sejumlah desa di wilayah Kecamatan
Sambong.
”Jika sampai ambrol,
akan sangat mengganggu aktivitas warga, terutama anak sekolah. Karena untuk
menuju Cepu, mereka harus memutar melalui Kecamatan Kasiman, Kabupaten
Bojonegoro yang jarak tempuhnya 3 kali lipat lebih jauh. Atau menembus lebatnya
hutan melewati Desa Ledok, Kecamatan Sambong,” ungkapnya. (Priyo-Koma | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar