Home » , » Kerusakan Jembatan Bakalan Desa Giyanti Kec.Sambong Semakin Membahayakan

Kerusakan Jembatan Bakalan Desa Giyanti Kec.Sambong Semakin Membahayakan

infoblora.id on 11 Apr 2015 | 04.33

Kondisi Jembatan Kali Bakalan di Desa Giyanti Kec.Sambong semakin mengkhawatirkan. Separuh badan jalan ambles karena pondasi jembatan retak terancam longsor.
BLORA. Hujan yang menguyur daerah Blora, Cepu dan sekitarnya beberapa hari  terakhir, membuat Jembatan Bakalan di Desa Giyanti, Kecamatan Sambong, Blora makin kritis. Warga dua dukuh di desa tersebut, yaitu Trisinan dan Giyanti  pun terancam terisolasi. Mengingat, jembatan yang melintas di atas anak Sungai Batokan ini merupakan akses utama menuju Kecamatan Cepu.

Berdasarkan pantauan di lokasi kemarin, pondasi jembatan utara yang sebelumnya retak kini telah merembet hingga badan talud. Sehingga nyaris ambrol. Begitu juga dengan sayap jembatan yang ambles dan memakan badan jalan. Jika sebelumnya hanya selebar tiga meter, sekarang telah melebar hingga mencapai sepuluh meter. Selain itu, bagian landasan oprit di sisi barat juga makin memanjang. Pagar pembatas dari ranting pohon jati masih didirikan sebagai tanda peringatan.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Giyanti, Rusdianto menuturkan, setiap hujan turun, retakan pada tiang dan sayap jembatan yang ambles terus bertambah. Sehingga, makin hari kondisinya makin memprihatinkan. 

”Sebelumnya kendaraan roda dua masih berani bersimpangan. Namun sekarang tidak lagi. Mengingat semakin melebarnya retakan tersebut. Begitu juga kendaraan roda empat. Harus ekstra hati-hati kalau tidak ingin terperosok,” ujarnya, kemarin.

Pihaknya mengemukakan, selain faktor alam, konstruksi bangunan yang tidak sesuai juga menjadi salah satu penyebab jembatan yang kini nyaris ambrol. Jembatan tersebut baru selesai dibangun akhir tahun 2013 lalu.

Rusdianto mengungkapkan, minggu lalu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Blora telah melihat langsung kondisi jembatan dan melakukan sejumlah perbaikan. Namun, perbaikan tersebut dinilai tidak banyak membantu. Sebab hanya  dilakukan dengan menguruk lubang jalan yang ambles dan menambal retakan. 

”Hanya diuruk dengan pasir uruk dua rit dan semen dua sak untuk menambal retakan. Dan itu tidak ada gunanya. Karena sekarang retak dan ambles lagi. Bahkan hampir ambrol,”  ungkapnya.

Camat Sambong, Luluk Kusuma mengemukakan, pihaknya telah melaporkan kondisi jembatan Desa Giyanti kepada Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora. Hanya, sejauh ini belum ada tindakan lebih lanjut dari instansi terkait.

Dikemukakan, kini pihaknya telah mempersiapkan laporan kondisi terbaru dari jembatan Desa Giyanti. Kemarin laporan dan foto dokumentasinya sudah disampaikan kepada bupati. ”Dalam waktu dekat kita akan menyampaikan ke DPU agar segera ditangani,” tandas Luluk.

Sebelumnya, jembatan Desa Giyanti mulai retak dan ambles tanggal 30 Maret lalu. Penyebabnya adalah gerusan air Kali Bakalan yang merupakan anak Sungai Batokan. Jembatan ini merupakan akses utama yang menghubungkan sejumlah desa di wilayah Kecamatan Sambong. 

”Jika sampai ambrol, akan sangat mengganggu aktivitas warga, terutama anak sekolah. Karena untuk menuju Cepu, mereka harus memutar melalui Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro yang jarak tempuhnya 3 kali lipat lebih jauh. Atau menembus lebatnya hutan melewati Desa Ledok, Kecamatan Sambong,” ungkapnya. (Priyo-Koma | Jo-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved