Home » , » Diduga Tercemar Limbah, Waduk Bentolo Kecamatan Todanan Dikuras

Diduga Tercemar Limbah, Waduk Bentolo Kecamatan Todanan Dikuras

infoblora.id on 20 Mar 2015 | 11.00

Limpahan air dari Waduk Bentolo memasuki area pembuangan dengan derasnya. Waduk tersebut sengaja dikuras untuk dibersihkan karena diduga tercemar limbah.
BLORA. Waduk Bentolo yang terletak di Desa Tinapan Kecamatan Todanan tepat di belakang kawasan Pabrik Gula (PG) Blora yang dioperatori PT.Gendhis Multi Manis (GMM), Kamis (19/3) kemarin dikuras. Hal ini dilakukan karena selama kurang lebih dua bulan air di waduk tersebut berbau busuk dan warnanya kehitam-hitaman. Warga setempat menduga berubah warna dan baunya air di waduk tersebut karena tercemar limbah pabrik gula.

Hadir dalam kegiatan itu adalah Wakil Bupati Blora Abu Nafi didampingi General Manager PT.GMM Edy Winoto. Di lokasi tersebut Abu Nafi memastikan agar proses pengurasan air waduk berjalan lancar tanpa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antara petani dan pihak pabrik. Abu Nafi juga meminta pihak PT.GMM untuk membantu proses “nguras” waduk Bentolo tersebut. Ia berharap semoga indikasi pencemaran ini bukan berasal dari pabrik gula.

Wakil Bupati Blora Abu Nafi (kaos hitam) hadir dalam acara nguras Waduk
Bentolo, kemarin.
“Semoga pencemaran ini bukan dari aktifitas pabrik, ataupun limbah pabrik gula PT.GMM. Tetapi memang karena kondisi alam yang istilahnya banger. Sehingga diharapkan penanganannya lebih mudah dengan menguras waduk. Saya juga meminta PT.GMM untuk membantu menguras dengan menyediakan alat berat,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Perwakilan Balai (Koperbal) Wilayah Lusi pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah, Budi Santoso, yang memimpin langsung proses pengurasan waduk menjelaskan waduk bentolo dikuran dengan cara membuka pintu air yang langsung mengalir ke saluran pembuangan. Butuh waktu sampai beberapa jam untuk mengeringkan waduk yang terisi air sekitar 28.000 meter kubik itu.

Namun pihaknya mengaku bingung dalam menentukan lokasi buangan limbah yang diambil dari dasar waduk. Karena tidak semua warga mau agar tanahnya digunakan sebagai lokasi pembuangan. Selain kotor, lumpur yang berasal dari dasar waduk juga mengeluarkan bau busuk.

Warga Desa Tinapan pun justru beramai-ramai menyaksikan proses pengurasan waduk. Mereka ingin memastikan ada apa sebenarnya di dasar waduk tersebut yang menimbulkan bau busuk dan air menghitam. Sebagian anak-anak justru asik mencari ikan yang masih bisa bertahan hidup di air kotor itu. (Tio-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved