Para petani di Desa Sumber Kecamatan Kradenan sedang memanen padi di sawahnya, belum lama ini. (rs-infoblora) |
BLORA. Salah satu daerah lumbung
padi di Kabupaten Blora ini adalah Desa Sumber, Kecamatan Kradenan. Hasil panen di
desa tersebut untuk tahun ini diperkirakan meningkat 30 persen dari tahun
kemarin
.
Kegagalan panen di tahun kemarin
karenan banyak hama yang menyerang. Namun untuk tahun ini desa lumbung padi ini
mengalami peningkatan. Desa ini secara pengairan memang termasuk baik, sumber
pengairan sawah yang dibuat pemerintah setempat sangat bermanfaat. Sehingga
desa ini masih penjadi pemasok padi di wilayah Blora.
Zaki Bachroni Kepala Desa Sumber
Kecamatan Kradenan Mengatakan hasil panen tahun ini memang terbilang
meningkat,namun ada beberapa titik yang mengalami kegagalan yang disebabkan
karena hama yang menyerang. “Tahun ini Desa Sumber dalam
panennya memang meningkat namun ada beberapa titik yang mengalami kegagalan,”
jelasnya.
Zaki mengungkapkan meskipun hasil
panen meningkat, namun karena biaya produksi yang semakin meningkat juga membuat para petani
kesulitan untuk memberi perawatan secara maksimal. Sehingga panen padi ini peningkatannya tidak maksimal. “Memang ada peningkatan namun
tidak bisa maksimal, selain biaya produksi yang semakin mahal sehingga pendapatan mereka
juga tidak bisa maksimal," tambahnya.
Selain itu curah hujan yang turun
secara tidak maksimal dan banyaknya hama yang mulai muncul membuat mereka harus
mengeluarkan biaya produksi lebih banyak. Jadi apabila dihitung secara materi biaya produksi yang tinggi membuat
peningkatan hasil panen juga
tidak maksimal.
“Masalah yang dialami oleh para
petani memang sangat serius meskipun hasil panen meningkat tapi keuntungan
mereka menurun juga dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan banyaknya hama
yang muncul dan curah hujan yang rendah
membuat mereka harus mengeluarkan biaya produksi,” ungkapnya.
Sepanjang jalan Desa Sumber,
setiap masuk dusun terlihat sangat luas area persawahan di sana. Di Dukuh Tambak
ini terdapat satu kelompok tani yang anggotanya terdiri dari 200 lebih. Masyarakat
di sana hampir semuanya mempunyai lahan persawahan.
“Di sini cuma ada satu kelompok
tani, karena setiap dusun ada satu saja, Desa Sumber itu luas, padat
penduduknya. Dusun tambak sendiri saja ada 200 lebih Kepala Keluarga (KK),
belum juga yang lainnya,”jelasnya.
Semantara itu Sugianto (50) salah
seorang petani di Dukuh Tambak Desa Sumber mengaku hasil panen yang meningkat
namun diimbangi biaya produksi yang meningkat sehingga membuat masalah bagi
para petani. “Hasil panen jika dilihat memang
meningkat namun biaya yang tinggi juga membuat keuntungan tidak seberapa” katanya.
Selain itu harga gabah yang
mengalami penurunan membuat petani merasa merugi. Sebab dengan semakin menurunnya
harga padi membuat keuntungan dari hasil panen padi pun berkurang.
“Setiap mendekati panen raya
harga gabah yang turun membuat kami sering binggung, sebab hasil yang diperoleh
secara material pastinya juga akan menurun” keluhnya.
Dirinya dan para petani
lainnya berharap agar pemerintah bisa ikut memantau harga gabah ketika musim
panen raya tiba sehingga para petani pun bisa mendapatkan hasil maksimal. (Teg-koma | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar