Vesta Wahyuningsih menunjukkan produk kerajinan tas perca batik dan tas sulam pita hasil karyanya yang kini mulai diminati pasar. (Jo-infoblora) |
Ialah Vesta Wahyuningsih, salah seorang penggiat kerajinan kain perca dan sulam pita yang kini mulai kebanjiran order pesanan. Belum lama ini ia mendapat pesanan puluhan tas yang dihiasi sulam pita dan kain perca dari salah seorang pelanggannya.
Bersama seorang pegawainya, dia mengerjakan sendiri produk ini di rumahnya dengan sangat teliti dan hasilnya juga bagus. "Alhamdulillah hasil kerajinan tangan kami mulai dilirik pasar, meskipun belum banyak yang mengenal produk ini secara luas," kata Vesta.
Vesta menjelaskan, bahwa produk kerajinannya ini merupakan salah satu pemanfaatan limbah perca batik. "Blora telah banyak berdiri para perajin batik, sehingga kain batik yang telah dibuat pakaian pun banyak menyisakan kain perca. Perca batik inilah yang saya manfaatkan untuk membuat tas dan sejenisnya, seperti sarung bantal atau dompet," jelasnya.
Produk hasil kerajinan kain perca batik ini diberi harga kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu untuk tas. "Kita fleksibel, untuk pemesanan biasanya kita lakukan kesepakatan harga dan model yang diinginkan," tambahnya.
Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan kerajinan tas perca, kerajinan sulam pita juga digeluti perempuan berhijab ini. Bahkan dia beberapa kali menjadi tutor dalam pelatihan kerajinan sulam pita yang digelar oleh ibu-ibu PKK di beberapa kelurahan bahkan kecamatan.
"Untuk kerajinan sulam pita, kita buat untuk hiasan tas, sarung bantal, dompet, jilbab, dan beberapa model baju. Banyak ibu-ibu yang tertarik dengan kerajinan sulam pita ini. Belum lama ini saya melatih ibu-ibu PKK di Kelurahan Kedungjenar dan Tempelan, Blora," pungkasnya. (Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar