Ribuan warga padati panggung musik di Jl.Pemuda sebelah timur Alun-alun Blora, semalam. (Jo-infoblora) |
Malam itu panitia gebyar pergantian tahun memang menggelar berbagai hiburan rakyat yang ditampilkan di Alun-alun dan sepanjang Jl.Pemuda hingga Blok T berkerjasama dengan komunitas kesenian yang ada di Blora. Untuk menjamin keamanan dan kelancaran acara, petugas Satlantas Polres Blora memberlakukan Car Free Night (CFN) di Alun-alun dan sepanjang Jl.Pemuda.
Dengan pemberlakuan CFN ini, ribuan warga merasa lebih leluasa menikmati hiburan tanpa terganggu lalu-lalang kendaraan bermotor. Mereka berjalan kaki menikmati sajian hiburan dari panggung ke panggung sesuai kesenangannya.
Setidaknya ada delapan titik panggung hiburan yang menampilkan aneka komunitas seni budaya baik dari lokal Blora maupun luar kota. Enam panggung hiburan berada di Jl.Pemuda meliputi pentas musik genre ska, pentas seni tradisional Blora (barongan dan tari-tarian), pentas musik komunitas keroncong Blora, pentas barongsai Klenteng Blora, pentas musik Koesplus dan seni tayub khas Blora.
Dua panggung lainnya, satu di Blok T dengan hiburan musik reggae, dan satu lainnya di depan Taman Sarbini menampilkan pentas wayang kulit dari Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Blora.
Pentas Seni Barongan Singo Lodra menjadi daya tarik anak-anak saat CFN digelar di Jl.Pemuda semalam. (Jo-infoblora) |
Bahkan Bupati Blora, Djoko Nugroho juga menyempatkan diri berbaur bersama warga dengan jalan kaki menikmati berbagai hiburan dari panggung ke panggung. Bupati yang akrab dipanggil Kokok ini sempat naik panggung untuk menari tayub bersama warga dan menyanyikan 2 lagu reggae di panggung Blok T.
Menjelang detik-detik pergantian tahun, perhatian ribuan warga tertuju pada dua titik penyelenggaraan pesta kembang api, yakni di Alun-alun serta Blok T. Sepuluh menit sebelum pergantian tahun, Bupati Djoko Nugroho bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) naik ke panggung utama di timur Alun-alun.
Pesta kembang api tampak dari kawasan Tugu Pancasila. (Jo-infoblora) |
Suara terompet yang sebelumnya terdengar bersahutan, sejenak larut dalam keheningan untuk mendoakan para korban musibah. Baru setelah itu Bupati dan Forkominda menghitung mundur detik-detik pergantian tahun dengan ditandai penyalaan pesta kembang api.
Warga masyarakat yang memadati kawasan Alun-alun dan Jl.Pemuda pun tak mau kalah dengan meniup terompet keras-keras dibawah gemerlap kembang api di langit Blora. Bahkan banyak dari mereka mengabadikan pesta kembang api yang ada setahun sekali ini.
"Saya sengaja datang bersama anak dan keluarga dari Japah untuk menikmati tahun baruan di Blora. Dengan adanya berbagai hiburan, kami merasa senang. Tinggal pilih mana yang disuka. Anak saya suka barongan, saya dan suami lebih suka lagu-lagu keroncong," kata Lastri, warga Kecamatan Japah.
Sementara itu, Doni, pemuda Sambong lebih memilih menonton pentas musik reggae di kawasan Blok T. "Saya dan kawan-kawan sejak pukul 19.00 WIB berangkat dari Sambong ke Blora untuk menikmati musik reggae sekaligus merayakan malam tahun baru," ungkapnya.
Puluhan tukang parkir pun, malam itu panen layaknya petani yang meraih untung besar. Ribuan warga sebagian besar menggunakan motor untuk menikmati hiburan malam tahun baru, sehingga beberapa kantong parkir pun penuh hingga membuat jalan tersendat. (Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar