Home » , » Pembakaran Batu Gamping Bogorejo Disidak Ketua DPRD Karena Ganggu Lingkungan

Pembakaran Batu Gamping Bogorejo Disidak Ketua DPRD Karena Ganggu Lingkungan

infoblora.id on 18 Okt 2014 | 00.30

Ketua DPRD Blora Bambang Susilo saat meninjau lokasi pembakaran gamping di Desa Gayam, Bogorejo, Blora kemarin.
BLORA. Ketua DRPD Blora, Bambang Susilo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tempat pembakaran gamping di Desa Gayam, Kecamatan Bogorejo, kemarin. Hal ini dilakukan karena warga sekitar mengeluhkan tempat usaha tersebut. Warga merasa terganggu adanya usaha tersebut.

Menyikapi laporan tersebut, Bambang ditemani perwakilan Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan (BPMPP), Badan Lingkungan Hidup (BLH), dan Satpol PP setempat langsung menuju lokasi. Tidak hanya mendatangi lokasi pabrik di RT 1/RW II, Dukuh Gayam, mereka juga mengunjungi warga di sekitar lokasi.

Di lokasi pabrik pembakaran gamping yang disebut tobong ini, Bambang meminta, kepada pekerja memerlihatkan cara produksi. Para pekerja pun menuruti perintah. Sebagian karyawan memecah batu gamping. Dan seorang lagi melakukan proses pembakaran gamping. ”Kami ingin melihat seperti apa proses produksi yang saat ini dikomplain warga sekitar,” kata Bambang Susilo usai mengecek lokasi.

Dia mengaku, mendapatkan pengaduan tempat tersebut dikeluhkan warga karena polusi udara, suara, dan izin tempat tersebut. ”Saat ini kami tengah menyelidikinya. Nanti dari sini akan kami gelar audiensi dengan dinas terkait untuk menentukan sikap. Jujur untuk saat ini, saya selaku anggota dewan belum bisa bersikap. Hal ini akan kami tentukan usai pembicaraan dengan dinas terkait,” jelasnya.

Terkait tempat tersebut, pemilik sebelumnya Jasman. Namun, Jasman menjual tempat tersebut kepada Sunarto, warga Surabaya. Dan oleh warga Jawa Timur tersebut, tempat pembakaran yang semula bersifat tradisional disulap menjadi lebih modern.

Proses pembakaran kini menggunakan menara setinggi 15 meter dan berada di permukiman warga. Proses produksi juga berlangsung 24 jam setiap harinya dan dilakukan oleh 20 pekerja dari warga sekitar.

Salah seorang pekerja Guarto meminta tempat tersebut tidak dibubarkan. Sebab menjadi tempat baginya untuk mencari penghasilan. ”Saya berharap pemerintah bersikap dengan tepat. Kalau tempat ini dibongkar terus kami mau cari makan apa. Sebab, inilah satu-satunya tempat kami mencari nafkah,” tuturnya. (eko yulianto-RadarKudus | rs-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved