![]() |
Ketua DPRD Blora Bambang Susilo saat meninjau lokasi pembakaran gamping di Desa Gayam, Bogorejo, Blora kemarin. |
BLORA. Ketua DRPD Blora, Bambang Susilo melakukan
inspeksi mendadak (sidak) ke tempat pembakaran gamping di Desa Gayam,
Kecamatan Bogorejo, kemarin. Hal ini dilakukan karena warga sekitar
mengeluhkan tempat usaha tersebut. Warga merasa terganggu adanya usaha
tersebut.
Menyikapi laporan tersebut, Bambang ditemani perwakilan Badan
Penanaman Modal Pelayanan Perizinan (BPMPP), Badan Lingkungan Hidup
(BLH), dan Satpol PP setempat langsung menuju lokasi. Tidak hanya
mendatangi lokasi pabrik di RT 1/RW II, Dukuh Gayam, mereka juga
mengunjungi warga di sekitar lokasi.
Di lokasi pabrik pembakaran gamping yang disebut tobong ini, Bambang
meminta, kepada pekerja memerlihatkan cara produksi. Para pekerja pun
menuruti perintah. Sebagian karyawan memecah batu gamping. Dan seorang
lagi melakukan proses pembakaran gamping. ”Kami ingin melihat seperti
apa proses produksi yang saat ini dikomplain warga sekitar,” kata
Bambang Susilo usai mengecek lokasi.
Dia mengaku, mendapatkan pengaduan tempat tersebut dikeluhkan warga
karena polusi udara, suara, dan izin tempat tersebut. ”Saat ini kami
tengah menyelidikinya. Nanti dari sini akan kami gelar audiensi dengan
dinas terkait untuk menentukan sikap. Jujur untuk saat ini, saya selaku
anggota dewan belum bisa bersikap. Hal ini akan kami tentukan usai
pembicaraan dengan dinas terkait,” jelasnya.
Terkait tempat tersebut, pemilik sebelumnya Jasman. Namun, Jasman
menjual tempat tersebut kepada Sunarto, warga Surabaya. Dan oleh warga
Jawa Timur tersebut, tempat pembakaran yang semula bersifat tradisional
disulap menjadi lebih modern.
Proses pembakaran kini menggunakan menara setinggi 15 meter dan
berada di permukiman warga. Proses produksi juga berlangsung 24 jam
setiap harinya dan dilakukan oleh 20 pekerja dari warga sekitar.
Salah seorang pekerja Guarto meminta tempat tersebut tidak
dibubarkan. Sebab menjadi tempat baginya untuk mencari penghasilan.
”Saya berharap pemerintah bersikap dengan tepat. Kalau tempat ini
dibongkar terus kami mau cari makan apa. Sebab, inilah satu-satunya
tempat kami mencari nafkah,” tuturnya. (eko yulianto-RadarKudus | rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar