Pramugi, Tokoh Sedulur Sikep Kec.Sambong |
BLORA. Meskipun tokoh Sedulur Sikep di Kecamatan Sambong menyatakan
legawa dengan keputusan Pemerintah yang tidak mengukuhkan Samin
Surosentiko sebagai pahlawan nasional pada 2011 lalu, tetapi mereka berharap di masa mendatang tokoh mereka itu akan mendapat penetapan gelar pahlawan oleh pemerintah
"Kami legawa dan menghargai keputusan Pemerintah itu, meski menurut Sedulur Sikep, Samin Surosentiko layak dikukuhkan sebagai salah seorang pahlawan nasional. Artinya, Ki Samin itu benar-benar Pahlawan, kenapa tidak diakui, itu namanya tidak etis," kata Ketua Sedulur Sikep Pramugi Prawiro Wijoyo, kemarin.
Menurut Pramugi, usulan pengukuhan Samin Surosentiko menjadi pahlawan nasional didasarkan atas alasan bahwa Samin merupakan tokoh yang gigih melawan Belanda tanpa senjata pada era pendudukan Belanda.
"Sejak penyampaian usulan itu, kami belum pernah diajak komunikasi atau menerima informasi dari Pemerintah. Karenanya, kami tidak kaget ketika menerima kabar bahwa Pemerintah tidak mencantumkan Samin Surosentiko dalam daftar penerima gelar pahlawan nasional pada 2011 lalu," kata dia.
Diketahui, pada 2011 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar pahlawan nasional untuk tujuh tokoh masing-masing (Alm) Mr Syafruddin Prawiranegara, (Alm) Dr KH Idam Chalid, (Alm) Prof Dr H Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), (Alm) Ki Sarmidi Mangunsarkoro, (Alm) I Gusti Ketut Pudja, (Alm) Sri Susuhun Paku Buwono X, dan (Alm) Ignatius Joseph Kasimo.
"Meski belum dikukuhkan sebagai pahlawan pada 2011 ini, kami berharap Pemerintah mengukuhkan Samin Surosentiko sebagai salah satu pahlawan nasional pada masa mendatang," kata dia.
Saat ini, Pramugi juga masih berharap agar Pemerintah membantu Sedulur Sikep untuk menemukan jejak sejumlah tokoh mereka yang dibuang Belanda di Sawah Lunto, Sumatera Barat dan Boven Digoel, Papua pada era 1948. Samin Surosentiko sendiri meninggal dan di makamkan di Sawah Lunto Sumatera Barat.
"Selain di Sawah Lunto dan Boven Digoel, Sedulur Sikep juga dibakarkan berada di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung," kata dia.
Pihaknya juga mencatat ada sebanyak enam tokoh Sikep yang dibuang di Sawah Lunto, Sumatera Barat, namun tidak diketahui namanya.
"Namun, kami mencatat nama seorang tokoh Sikep yang dibuang di Boven Digoel, bernama Trunotingko dan dua orang tokoh yang dibuang di Pangkal Pinang, masing-masing bernama Nosetro dan Todikromo," kata dia. (rs-infoblora | DPPKKI Blora)
"Kami legawa dan menghargai keputusan Pemerintah itu, meski menurut Sedulur Sikep, Samin Surosentiko layak dikukuhkan sebagai salah seorang pahlawan nasional. Artinya, Ki Samin itu benar-benar Pahlawan, kenapa tidak diakui, itu namanya tidak etis," kata Ketua Sedulur Sikep Pramugi Prawiro Wijoyo, kemarin.
Menurut Pramugi, usulan pengukuhan Samin Surosentiko menjadi pahlawan nasional didasarkan atas alasan bahwa Samin merupakan tokoh yang gigih melawan Belanda tanpa senjata pada era pendudukan Belanda.
"Sejak penyampaian usulan itu, kami belum pernah diajak komunikasi atau menerima informasi dari Pemerintah. Karenanya, kami tidak kaget ketika menerima kabar bahwa Pemerintah tidak mencantumkan Samin Surosentiko dalam daftar penerima gelar pahlawan nasional pada 2011 lalu," kata dia.
Diketahui, pada 2011 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar pahlawan nasional untuk tujuh tokoh masing-masing (Alm) Mr Syafruddin Prawiranegara, (Alm) Dr KH Idam Chalid, (Alm) Prof Dr H Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), (Alm) Ki Sarmidi Mangunsarkoro, (Alm) I Gusti Ketut Pudja, (Alm) Sri Susuhun Paku Buwono X, dan (Alm) Ignatius Joseph Kasimo.
"Meski belum dikukuhkan sebagai pahlawan pada 2011 ini, kami berharap Pemerintah mengukuhkan Samin Surosentiko sebagai salah satu pahlawan nasional pada masa mendatang," kata dia.
Saat ini, Pramugi juga masih berharap agar Pemerintah membantu Sedulur Sikep untuk menemukan jejak sejumlah tokoh mereka yang dibuang Belanda di Sawah Lunto, Sumatera Barat dan Boven Digoel, Papua pada era 1948. Samin Surosentiko sendiri meninggal dan di makamkan di Sawah Lunto Sumatera Barat.
"Selain di Sawah Lunto dan Boven Digoel, Sedulur Sikep juga dibakarkan berada di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung," kata dia.
Pihaknya juga mencatat ada sebanyak enam tokoh Sikep yang dibuang di Sawah Lunto, Sumatera Barat, namun tidak diketahui namanya.
"Namun, kami mencatat nama seorang tokoh Sikep yang dibuang di Boven Digoel, bernama Trunotingko dan dua orang tokoh yang dibuang di Pangkal Pinang, masing-masing bernama Nosetro dan Todikromo," kata dia. (rs-infoblora | DPPKKI Blora)
0 komentar:
Posting Komentar