![]() |
CPP Gas PPGJ Blok Gundih di Desa Sumber Kec.Kradenan Blora |
BLORA. Operasional Gas On
Stream CPP Blok Gundih yang bersentra di Proyek Pengembangan Gas Jawa
(PPGJ) di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora,
sampai saat ini masih belum jelas.
Semula pemerintah pusat
menjadwalkan operator gas Gundih, Pertamina EP PPGJ akan memulai
produksi pada Juni 2013. Pada akhirnya mundur hingga ditargetkan akan
mulai on stream pada 28 Februari 2014. Namun hingga sekarang pun program
tersebut tak jelas.
Tertundanya produksi gas Gundih tersebut,
menurut M Hamdun dari Tim Transparansi Migas Blora, merugikan Pemkab
Blora dari sisi penghasilan. Blora yang semula sudah berharap akan ada
pemasukan dari sektor ini ternyata harus tertunda kembali.
Sementara
itu, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Blora,
Setyo Edi, menyatakan, tidak ada kerugian meskipun produksi gas Gundih
terlambat. Seharusnya bulan-bulan ini sudah berproduksi.
"Kita tidak ada kerugian, karena kita tidak keluar modal. Masalah Dana Bagi Hasil (DBH), memang kita harus menunggu," jelasnya.
Dia
menambahkan, kalau pada bulan ini sudah disalurkan ke PLTU Tambaklorok,
Semarang pada triwulan pertama tahun 2015, Kabupaten Blora akan tahu
dengan jelas perhitungan DBH yang akan diperoleh.
Terpisah, Humas
Pertamina EP PPGJ, Yuliani, ketika dikonfirmasi mengakui, keterlambatan
produksi gas Gundih. Hal itu ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. "Kami juga masih perlu mempersiapkan dokumen terkait masalah produksi," jelasnya saat dikonfirmasi lewat telepon genggamnya.
Namun,
dia tidak menjelaskan kapan pastinya produksi gas tersebut. "Nanti
setelah saya tanyakan rekan-rekan di lapangan, akan kami beritahukan
kapan pastinya," ungkap Yuliani. (rs-infoblora | ams-suarabanyuurip)
1 komentar:
Pak Setyo Edi sbg Kadis kok ngonong gak apa2. Inilah mental klo sdh keenakan jadi PNS, boso jowone nganggur ngetekur yo di bayar, sdh gitu dapat pension sampe mati. Mbok ya o klo kerja yg bener melaksanakan tugas sbg PNS.
Gini org kok ribut dengan pajak pasir cepu kok kebangeten yo.
Klo gak produksi sesuai target, itu namanya loss production opportunity (LPO) ato kehilangan peluang produksi akibatnya tidak ada pemasukan. Berapa uang yg seharusnya didapat jadi hilang.
Klo produksi sekitar 50 MM /day itu sekitar ilang keuntungan bersih 8.5 M/hari.
Memang blora gak modal, tapi itu kan kesempatan pemasukan blora.
Klo sama rakyat jelata malah ngobrak2 masalah pajak pasir cepu, jelas2 efeknya warga harus membeli lebih mahal pasir cepu. Sama2 rakyat Indonesia tapi sukanya bermental menindas rakyat jelata.
Posting Komentar