![]() |
Dialog lapangan FGD tentang penanganan ternak di Desa Hutan Ngliron |
BLORA. Upaya untuk mencari solusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa hutan semakin lama semakin terbuka dengan adanya sistim
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM ), karena dalam sistim
tersebut semua stakeholder bisa masuk melebur dalam memanfaatkan
potensi sumber daya hutan, baik yang berada dalam kawasan maupun diluar
kawasan hutan.
Hal tersebut tersirat dalam acara Focus Group Discusion (FGD) yang
dilakukan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Negeri
Diponegoro (UNDIP) Semarang yang melakukan tatap muka dengan
masyarakat Desa Hutan Desa Ngliron di wilayah KPH Randublatung.
FGD ini bertujuan untuk mencari
masukan tentang potensi peternakan yang ada di desa sekitar hutan,
demikian kata Daud Samsu Dewa Staf Pengajar dari Fakultas Peternakan dan
Pertanian UNDIP membuka percakapan, lebih lanjut dikatakan bahwa
permasalahan yang dialami oleh Masyarakat Desa Hutan dibidang peternakan
rata–rata mempunyai typology yang sama.
Masyarakat lebih suka
menggembala ternaknya di dalam kawasan hutan, namun disisi lain pihak
Perhutani juga mempunyai permasalahan dengan adanya penggembalaan ternak
khususnya pada tanaman muda, beranjak dari permasalahan tersebut kita
coba untuk mencari solusi terbaik sehingga bisa ditemukan cara yang
tepat bagi kedua belah pihak, jelasnya.
Pada kesempatan tersebut juga dijelaskan bahwa pada prinsipnya
keberhasilan dalam beternak sapi dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu
Breeding yaitu ketersediaan bibit yang baik, kemudian Feeding berupa
pemberian pakan ternak yang cukup sesuai dengan kebutuhan nutrisi hewan
ternak, serta management yang baik dalam mengeloa hewan ternak.
Pada kesempatan yang sama Administratur Perhutani KPH Randublatung
yang diwakili oleh wakil administratur Wilayah Randublatung Utara
Subowo menyambut baik upaya tersebut, karena dengan penguasaan ilmu
beternak sapi tersebut tentunya jika dilakukan dengan kemauan yang
tinggi dipastikan akan memperoleh hasil yang maksimal, terkait dengan
rencana lahan yang akan digunakan untuk menanam hijauan makanan ternak (HMT) pihaknya menyediakan lahan dalam kawasan hutan disekitar Desa
Ngliron.
”Jika masyarakat serius dalam berusaha dan ingin melakukan
penanaman HMT Perhutani tidak keberatan untuk menyedikan lahan untuk
tanaman tersebut, karena lahan hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Ngliron untuk kegiatan penanaman palawija pun Perhutani juga
mengizinkan, yang penting masyarakat bisa menjaga kelangsungan tanaman
pokok dan jangan melakukan tindakan gangguan keamanan hutan,” ungkap Subowo. (rs-infoblora | Humas Perhutani KPH Randublatung)
0 komentar:
Posting Komentar