![]() |
Seorang perajin batik Blora sedang membuat motif daun jati |
BLORA. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset 4 Cepu salurkan program
Coorporate Social Responsibility (CSR) dengan mengadakan pelatihan
membatik bagi ibu-ibu dari berbagai wilayah yang ada di Blora.
Pelatihan membatik ini rencananya akan dilaksanakan selama 4 bulan
dengan agenda pelatihan satu minggu sebanyak dua kali pertemuan.
Pembukaan pelatihan diselenggarakan di pendopo rumah dinas Bupati Blora,
Kamis (26/6) kemarin. Dalam acara pembukaan tersebut, Perwakilan Pertamina EP Asset 4 Cepu
Susan Purnama Sari berharap batik ini nantinya bisa menjadi icon, dan
menjadi penerus anak cucu kita. Jadi, lanjutnya nanti ibu-ibu akan
diajari berbagai motif-motif Blora yang disukai konsumen. Dan harapannya
juga dari ini bisa menjadi kontribusi untuk ibu-ibu.
Bupati Blora Djoko Nugroho melalui Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Ir Maskur, MM
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dukungan dan
kerjasama yang diberikan oleh Pertamina EP Asset 4 Cepu.
“Sekarang di Blora ada 35 kelompok pembatik di Kab Blora. Artinya di
Blora sekarang ini sudah cukup menciptakan UKM baru di sektor pembatikan.
Jadi meskipun kita pendatang baru dalam membatik dan jika dibandingkan
dengan Pekalongan serta Lasem memang kita belum apa-apa. Namun
setidaknya kita sudah mulai ada perkembangan dan kita termasuk pengembang
yang cepat sehingga bisa mengikuti. Maka dari itu kita harus bangga
dengan produk seni sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, pelatihan nantinya harus ditinjau kembali efektif atau
tidaknya pelatihan. Maka dari pertamina nantinya akan meninjau terkait
efektif atau tidaknya pelatihan ini. Dirinya berharap agar para peserta
pelatihan konsisten mengikuti pelatihan sampai selesai.
“Hari pertama berjumlah 30, berarti sampai hari terakhir juga harus berjumlah 30 peserta. Saya berharap dalam pelatihan ini peserta bisa mengikuti dengan baik,
dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan pembatik-pembatik yang baik.
Dan dari Disperindagkop akan memantau, Pemerintah daerah juga memberikan
beberapa bantuan untuk pewarnaan, cantingnya dan masih banyak lagi untuk bisa
dimanfaatkan dengan baik. Mari kita belajar untuk meningkatkan
pembangunan usaha,”pungkasnya. (rs-infoblora | DPPKKI Blora)
1 komentar:
Sejak kapan pertamina bisa batik???
Wong blora digobloki aja.
Riil aja ya, klo skrg ada pembiaran usaha lokal untuk kelola sumur itu dengan cara merusak lingkungan.
Tanah status perhutani di bor seenaknya.
Gas hasil sumur dibuang langsung kealam, ini sifatnya panas & racun. Selain itu membuang energi seharusnya bisa diolah untuk LPG. Ini karena bodohnya org yg tdk bisa ngolah.
Bagi hasil untuk usaha lokal 60% harga untuk pengusaha lokal & 40 % ke pertamina.
Bila usaha dikelola pertamina maka bagi hasil sesuai UU 35% pertamina & 65 % untuk negara.
Bila usaha dikelola asing, maka 15% untuk perusahaan & 85 % untuk negara.
Wong blora kapan sadar akan kejahatan oknum yg terlibat soal tata kelola migas di blora.
Hal yg aneh lagi knapa UPN sbg institusi pendidikan jadi pemegang hak kelola??
Penjahatnya tentu oknum pertamina yang ada hubungan dengan UPN??
Tantangan untuk pejabat blora khususnya Dinas ESDM. Ato sdh keenakan jadi PNS & ga peduli dengan tugasnya.??
Penyakit nya adalah sifat serakah & rakus .
Posting Komentar