![]() |
Kasi Intel Kejari Blora, Tarni Purnomo saat melakukan sidak di Embung Keruk Randublatung. (rs-infoblora) |
Kasi Intelijen (Kasi Intel) Tarni Purnomo dengan didampingi dua aktivis Laskar Ampera Jateng Blora Supardji dan Joko Prasetyo, mendatangi lokasi ditemani Lurah Randublatung, Sutaat Hadi Prayitno. Kepada Tarni, Lurah Sutaat mengatakan jika pengerukan embung tidak maksimal. Dia menyebut, mestinya pengerukan yang dilakukan minimal sedalam 1,25 meter itu, hanya dilakukan sekitar 80 sentimeter saja. ”Jadi, ini jelas kurang,” katanya.
Selain itu, tambah dia, talud luar di sebelah kanan tanggul embung juga tidak dibangun. Di bawah tanggul sekaligus jalan itu, hanya dipasang pancangan batu berjajar sepanjang tanggul. Hal itu dimaksudkan, untuk menahan agar bangunan jalan sekaligus talud di atasnya tidak ambrol. ”Mestinya dibangun talud, biar kuat,” imbuhnya.
Salah satu bukti proyek tersebut kualitasnya jelek, lanjut dia, di bagian bendungan bangunan pondasi talud dengan badan bendungan tidak menyambung. Rangka besi masing-masing bangunan, yang semestinya saling mengait, oleh pelaksana proyek hanya disejajarkan saja tanpa dikaitkan. Hal itu terlihat, saat semen cor yang membungkus rangka besi mengelupas.
Sementara itu, Supardji dan Joko Prasetyo mengaku, akan mengkaji data yang didapat di lapangan. Laskar Ampera sudah punya data lengkap, termasuk hasil kajian dari tim ITB Bandung, terkait bangunan fisik embung tersebut.
”Kami kaji dulu. Tapi, yang terlihat di lapangan ini jelas penyimpangan,” ujar Supardi.
Sedangkan Tarni Purnomo menyatakan, semua data yang didapat, dikumpulkan untuk dianalisa. Pihaknya akan melihat dulu perencanaan bangunan.
”Kami cocokkan kondisi di lapangan ini dengan perencanaannya. Baru, kami bisa menemukan ada penyimpangan atau tidak,” jelasnya.
Untuk diketahui, pembangunan Embung Keruk selain didanai APBN juga didanai dari dana pendampingan APBD Blora senilai Rp 500 juta. Proyek tersebut termasuk dalam cakupan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dengan nama kegiatan Waduk Randublatung. Pada akhir 2012 lalu diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jateng yang semasa itu masih dijabat Bibit Waluyo. (rs-infoblora | Aries-murianews.com)
1 komentar:
sepertinya hampir semua poyek di blora bermasalah bung..." terlalu banyak rayap nya
Posting Komentar