![]() |
Ilustrasi kronologi kejadian penganiayaan santriwati di sebuah pondok pesantren di Desa Mojowetan, Kec.Banjarejo |
BLORA. Nasib naas menimpa Khoirunnisa (14), warga Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen Blora. Gara-gara dituduh mencuri uang milik temannya, tangan santriwati sebuah pondok pesantren di Desa Mojowetan. Kecamatan Banjarejo itu dicelupkan air panas oleh seniornya.
Tak pelak akibat perbuatan seniornya itu, Khoirunnisa harus dirawat di rumah sakit. Kedua tangannya melepuh. Menurut Istirohah (31), ibu Nisa, kejadian itu sebenarnya sudah terjadi pada Kamis (27/3) malam lalu.
Saat itu, sekitar pukul 21.00 WIB, lima orang santri senior di pondok tersebut mendatangi Nisa. Mereka adalah Uus, Ana, Nurul, Lela dan Rum. Anak pertama dari dua bersaudara itu dituduh mencuri uang milik Uus, salah satu santri senior. Karena merasa tidak mencuri, Nisa selaIu mengelak.
Untuk membuktikan kalau Nisa benar-benar tidak mencuri, kata dia, lima santri senior itu meminta kedua tangan Nisa dicelupkan ke air panas yang baru saja dimasak. Bahkan, sebelumnya, urai Istirohah, lima santri itu minta Nisa memilih mencelupkan tangannya di air panas atau di minyak goreng panas. Nisa memilih mencelupkan di air panas. "Karena tidak mencuri ya dia mencelupkan tangannya di air panas itu," ungkapnya.
Usai dicelupkan, tangan Nisa langsung melepuh. Melihat kejadian itu, santri senior itu meminta Nisa diam saja. Tidak boleh menceritakan pada siapa pun. Dan Nisa diminta untuk terus berada di dalam kamar. Semakin lama, tangan Nisa yang melepuh semakin parah. Hingga pada Sabtu (29/3) oleh seniornya dia sempat di bawa ke puskesmas. "Hanya, saya sebagai orang tua kok tidak diberitahu," katanya.
Namun, sudah terlanjur kedua tangan Nisa jadi korban, uang yang hilang dan dituduhkan Nisa yang mencuri itu akhirnya ditemukan. Yang menemukan juga Uus sendiri.
Masih Dirawat
Kejadian itu baru terungkap saat Selasa (1/4) malam, saat Parjo, sepupu Nisa yang menjadi sopir salah satu kerabat pemilik pondok datang dari luar kota. Karena melihat Nisa tidak nampak beraktivitas bersama teman-temannya yang lain dia kemudian mencari.
Parjo kaget setelah melihat adik sepupunya itu sendirian di kamar dalam kondisi sakit. Dia kemudian menelepon orang tua Nisa. Dan malam itu juga Nisa dibawa ke rumah sakit di Blora, dan sampai kemarin masih dirawat. "Kami menuntut tanggungjawab, sampai anak saya sembuh," tandas Istirohah.
Namun, ibu dua anak belum melapor resmi ke polisi. Dia masih mempertimbangkan banyak hal. Tapi, dia mengakui kalau sudah didatangi petugas dari Polsek Banjarejo. Polisi, kata dia, memintai keterangan dia dan suaminya. Polisi juga meminta ada laporan resmi jika ingin kasus itu dilanjutkan.
"Kami masih memikirkan. Kasihan juga keluarganya kalau saya laporkan. Tidak tahu kalau nanti. Yang penting mengurus anak saya dulu," tegas Istirohah.
Kapolsek Banjarejo AKP Budiono saat dikonfirmasi membenarkan ada kejadian itu. Dia juga mengatakan, kalau sudah mengirim anggota untuk memintai keterangan korban dan keluarganya.
Hanya, sampai sore kemarin belum ada laporan resmi mengenai kasus itu ke Polsek. "Kalau ada laporan pasti akan kita tindaklanjuti. Sementara anggota sudah mengumpulkan data dan keterangan korban dan keluarganya," katanya. (Ms-infoblora | Tom/K9-yan)
2 komentar:
berapa kejahatan yg sdh dilakukan para santriwati2 itu klo sdh sprt ini...??,1).menuduh tanpa bukti/fitnah...2).penganiayaan...apa begitu ajaran yg diberikan di ponpes..??gipula berapa sih uang yg hilang kok sampe segitunya..???
keterlaluan, apalagi sebagai seorang wanita melakukan hal seperti itu, sy aja laki2 miris. tidak punya hati, musti ditindak tegas.
Posting Komentar