![]() |
Ilustrasi klinik Voluntary Counseling Test (VCT) untuk pemeriksaan penderita HIV/AIDS yang telah disediakan di rumah sakit. (rs-infoblora) |
BLORA. Penyebaran penyakit HIV/AIDS di Blora harus diwaspadai. Apalagi
berdasarkan data yang ada, temuan baru penyakit yang belum ada obatnya
itu setiap tahun selalu ada di Blora. Warga yang berisiko tinggi
tertular HIV/AIDS diminta aktif periksakan diri ke klinik Voluntary
Counseling Test (VCT). Di Blora saat ini sudah ada dua klinik VCT. Yakni
di Rumah Sakit Umum (RSU) Dr R Soetijono Blora dan RSU Dr R Soeprapto
Cepu.
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap HIV/AIDS dan klinik
VCT, Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora, Kamis (3/4) hari ini, menggelar sosialisasi
di kawasan ''lokalisasi'' Kampung Baru Kecamatan Jepon.
''Kami mendorong
para pekerja seks komersial (PSK) untuk selalu memeriksakan diri ke
klinik VCT. Tujuannya, untuk mengetahui mereka terinveksi HIV/AIDS atau
tidak,'' ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora, Henny Indriyanti
melalui Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman (P2PLP), Lilik Hernanto.
Lilik Hernanto
mengemukakan, temuan penyakit HIV/AIDS di Blora dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama yaitu melalui pemeriksaan sampel darah dalam kegiatan
Zerro Survey yang dilaksanakan setiap tahun.
Namun melalui Zerro Survey
ini hanya diketahui perkembangan kasus, tanpa tahu siapa penderitanya.
Sebab sampel darah yang diperiksa tanpa identitas. Hanya saja sampel
darah itu diambil dari kelompok masyarakat yang dinilai berisiko tinggi
tertular HIV/AIDS, yaitu para pekerja seks komersial (PSK) dan warga
binaan di Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara (Rutan).
Sedangkan
cara kedua adalah melalui pemeriksaan sukarela di klinik Voluntary
Counseling Test (VCT). Di klinik tersebut, warga datang dan memeriksakan
diri apakah mengidap HIV/AIDS atau tidak. Meski identitas pasien
diketahui namun Dinkes menjamin kerahasiaan identitas tersebut. "Tak
hanya PSK, warga biasa juga kami persilahkan memeriksakan diri di klinik
VCT,'' tandas Lilik Hernanto.
Di tahun 2012, jumlah warga yang
datang ke VCT sebanyak 65 orang. Dari jumlah itu, 31 orang diantaranya
positif HIV/AIDS. Sedangkan di tahun 2013 VCT dikunjungi 58 orang dan
yang positif HIV/AIDS sebanyak 25 orang. (rs-infoblora | abdul muiz)
0 komentar:
Posting Komentar