![]() |
Lingkungan Turibang dekat kantor PT.Pertamina EP Asset 4 Field Cepu sore tadi (9/12) ikut kebanjiran |
BLORA. Kecamatan Cepu dikepung banjir dadakan. Ini terjadi
setelah turun hujan deras yang mengguyur wilayah Cepu dan sekitarnya hingga tiga
jam lamanya. Seperti musim-musim hujan sebelumnya. Bila intensitas
hujan yang lebat lebih dari tiga jam, maka di beberapa titik wilayah di Cepu bisa
dipastikan akan banjir dadakan.
Dari pantauan dilapangan. Seperti kejadian
Senin,(9/12/2013) sore. Hujan yang turun sejak pukul 13.30 WIB hingga pukul
16.30 WIB membuat air yang tak mampu teralirkan dengan baik dari selokan
meluber hingga ke badan jalan. Air terlihat menggenangi badan jalan menjelang
pukul 17.00 WIB.
Akibatnya, banyak kendaraan yang tak bisa melintas.
Walaupun ada yang memberanikan diri menerjangnya, banyak yang kendaraannya
macet. Paling banyak dialami kendaraan roda dua.
Ketinggian debit air bervariasi tergantung pada lokasi
banjir dadakan. Adapun lokasinya mulai dari Lingkungan Sorogo, Ngareng, Kecamatan Cepu, depan Kantor Pusdiklat Migas Cepu, bekas Stasiun Cepu yang lama, depan Kampus STEM PTK Akamigas Cepu, dan Lingkungan Turibang dekat Pertigaan arah Kantor PT.
Pertamina EP. Asset 4 Field Cepu.
Untuk kedalaman air di lokasi tersebut kisaran 30
hingga 50 Cm. Dikarenakan banjir dadakan, maka selang dua jam kemudian, air
hilang dengan sendirinya menuju ke arah Sungai Bengawan Solo.
Sedangkan titik lain yang parah terjadi di seputaran jalan raya
Cepu - Randublatung. Tepatnya mulai dari depan SMP 4 Cepu hingga depan Kantor
Desa Mulyorejo. Kedalamannya kisaran 50 cm hingga 1 meter atau setinggi pusar
orang dewasa.
Kontan saja jalur Cepu - Randublatung macet total,
ratusan kendaraan berderet dipinggir jalan dari dua arah yang berlawanan.
Kejadian ini berlangsung hingga dua jam. Kendaraan baru berani melintas ketika terlihat volume
air yang mulai surut. Itupun hanya didominasi kendaraan roda empat yang melintas
pada satu jam pertama paska datangnya banjir kiriman ini.
Begitu kondisinya mulai memungkinkan untuk dilewati
kendaraan roda dua, maka secara bergantian mereka melintas di badan jalan yang
masih digenangi air dengan bantuan sukarelawan para pemuda setempat.
Bagi mereka yang diseberangkan, tak lupa memberi imbalan
uang sebagai ungkapan terimakasih.
Bantuan pemuda inipun sangat bermanfaat, karena memberitahukan ke pengendara letak
kondisi jalan yang berlubang.
Penyebab terjadinya banjir kiriman ini, menurut Eko
Hari Purwanto, warga Mentul, Cepu disebabkan kondisi selokan yang tak mampu
menampung debit air yang melebihi kapasitas.
"Itu terjadi karena kondisi selokan yang penuh
dengan sedimen lumpur dan sampah. Maka perlu adanya pengerukan dan pelebaran
selokan," kata Eko.
Eko menilai sudah saatnya Selokan yang ada di Cepu
dilakukan pengerukan."Bila tidak segera dilakukan pengerukan, ketika
terjadi hujan deras minimal tiga jam, maka Cepu akan tetap dikepung banjir
kiriman terus," kata Eko. (rs-infoblora | kontributor : Ali Mustofa)
0 komentar:
Posting Komentar