SEPAKAT : Perwakilan warga Sumber melakukan audiensi dengan Pertamina EP soal PPGJ yang difasilitasi Pemkab Blora. |
"Yang dari Sumber sudah kita prioritaskan. Kita sepakat yang tenaga unskill harus putra daerah," tegas General Manager PT. Pertamina EP, Dodi Sasongko didampingi Manager Humas, Agus Amperianto saat melakukan audensi dengan Bupati Blora, Djoko Nugroho dan perwakilan warga Desa Sumber di Gedung DPRD, Selasa (12/11/2013).
Doddi menjelaskan, bahwa PPGJ ini merupakan proyek negara yang perlu dukungan dari semua pihak. CPP Gundih bisa dikatakan central produksi gas terbesar se-Asia Tenggara, karena memiliki kompleksitas yang tinggi.
"CPP ini juga merupakan proyek pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Bio Sulfur Recovery Unit (BSRU) dan Coustic Treatment Unit (CTU)," ujar Doddi, menjelaskan.
Kepastian itu menanggapi keinginan warga Sumber agar dilibatkan secara maksimal dalam PPGJ yang saat ini masih berlangsung pekerjaan CPP Gundih. Utamanya keterlibatan tenaga kerja unskill.
"Warga Sumber harus diprioritaskan seperti janji perusahaan sebelumnya," kata Warsit.
Selain itu, Warsit meminta, agar Pertamina EP tidak melakukan pengeboran air tanah untuk PPGJ karena dapat menganggu pengairan bagi pertanian di wilayah setempat. Sebab pengeboran air itu lokasinya ada pada cekungan Randublatung yang diatasnya merupakan lahan pertanian milik warga.
"Kalau bisa pakai air bengawan, kalau ada kelebihan air bisa untuk pertanian warga. Hal itu juga untuk menghindari kekhawatiran petani kalau itu akan menganggu kondisi sumur PWJ yang untuk aliri area pertanian," tambah mantan Ketua DPRD Blora ini.
Menanggapi hal itu, Bupati Blora Djoko Nugroho, menyatakan, telah memberi persetujuan kepada Pertamina EP untuk melakukan pengeboran air tanah guna mendukung operasi PPGJ. Sebab pengeboran air tanah itu dipastikan tidak akan menganggu pertanian. Karena kebutuhan air untuk PPGJ hanya sebanyak 7 liter per detik.
"Perlu diingat, saya memberikan ijin pengeboran air itu hanya 7 liter per detik, bukan 2,5 juta kubik. Itu informasi tidak benar yang menyesatkan," tegas Kokok-sapaan akrab Bupati Djoko Nugroho.
Mantan Dandim Rembang ini mengaku, pengeboran air tanah untuk PPGJ itu sudah dikonsultasikan langsung ke Pamalli Juwana. Hasilnya, dinyatakan pengeboran air tanah tidak akan berpengaruh terhadap pengairan untuk pertanian di wilayah setempat.
"Karena kebutuhan air petani malah lebih besar 12 liter per detik dari kebutuhan PPGJ," tandas Kokok
Selian itu, menanggapi tuntutan warga yang meminta adanya perbaikan kondisi jalan Desa Sumber, Pertamina EP sudah sepakat akan membangun jalan sekitar Menden. (kontributor : ali musthofa | ms-infoblora)
1 komentar:
Pak Bupati,
Siapa orang yang membisiki anda kalo air tanah tidak berpengaruh ke petani.
Omongan teman pertamina kayaknya manis, siapa yang akan kontrol. Ga da Pak..
Gunakan air bengawan solo.
Hal ini akan mengajari juga warga blora bagemana memanfaatkan bengawan solo nantinya untuk rakyat blora.
Sejak lama saya berpikir siapa yang akan mulai & inilah saatnya
Posting Komentar