![]() |
Jashujan, nama unik dari Desa Sumberejo Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. |
Ialah “Jashujan” (48)
pria beranak dua asal RT 01 RW 04 Desa Sumberejo Kecamatan Randublatung. Pria
ini semakin melengkapi khazanah nama-nama unik di Indonesia setelah menjadi
pembicaraan di media sosial, seperti halnya Tuhan asal Banyuwangi, Saiton asal
Sumatra dan Andi Go To School asal Magelang.
Sebenarnya sudah
banyak warga desa setempat yang mengenal dirinya dengan nama yang unik. Namun
baru seminggu terakhir ini namanya menjadi bahan perbincangan masyarakat
setelah di televisi heboh diberitakan nama-nama unik berikut latar belakangnya.
“Sudah sepekan ini
saya banyak didatangi penulis, wartawan dan beberapa tetangga. Mereka
menanyakan sejarah pemberian nama saya kok bisa Jashujan. Saya sih
senang-senang saja didatangi banyak orang, ternyata nama saya membawa berkah
tersendiri buat mereka para pencari berita,” jelas Jashujan, kemarin.
Ditanya tentang
identitas dirinya, ia menjelaskan bahwa ia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Waji dan Rumi. Istrinya
bernama Pasirih (40), mempunyai dua anak yang bernama Juarni (25) dan Dila (18).
Ia sendiri diberi nama Jashujan oleh kedua orang tuanya karena ada cerita yang
melatar belakanginya.
“Menurut cerita
orang tua saya, dahulu saat ibu akan melahirkan saya sedang turun hujan deras.
Orang tua saya tidak punya payung maupun jas hujan untuk mengantar ibu pergi ke
bidan. Lalu tetangga orang tua saya ada yang meminjamkan jas hujan agar dipakai
ibu saya pergi ke bidan. Kemudian saat saya lahir, saya diberi nama Jashujan.
Karena berkat jas hujan itulah ibu dan saya bisa selamat,” papar Jashujan
menceritakan sejarah namanya sambil menunjukkan SIM yang tertera namanya.
Pria yang
sehari-hari bekerja sebagai petani dan buruh penggali pipa ini pun mengaku
tidak malu dengan pemberian nama Jashujan oleh kedua orang tuanya. “Saya tidak
pernah malu mas, justru saya senang dan bangga setiap memperkenalkan diri dengan
nama Jashujan. Saya yakin nama ini membawa berkah dan keselamatan. Kalau
teringat masa kecil saat menggembala kambing bersama teman-teman turun hujan
deras. Teman saya berteduh, sedangkan saya tetap menggembala sambil hujan-hujan
dan alhamdulillah tetap sehat, tidak sakit,” lanjut Jashujan.
“Dahulu saat kecil
memang banyak teman-teman yang mengolok-olok nama saya. Namun itu tidak membuat saya
sedih ataupun minder, justru memotivasi saya agar bisa berbuat baik.
Sesederhana atau sejelek apapun nama pemberian orang tua pastilah mempunyai doa
dan harapan tersendiri. Asal tetap diberi kesehatan dan bisa bekerja menafkahi
keluarga, itu sudah cukup buat saya,” pungkas Jashujan.
Sementara itu, Novi (21) salah satu pegiat media sosial mengaku salut kepada Jashujan. Ternyata orang tua jaman dahulu memberikan nama unik bukan asal, namun juga penuh makna dan doa, serta untuk mengingatkan peristiwa penting. Sedangkan di jaman sekarang banyak orang memberikan nama unik kepada anaknya hanya untuk mencari sensasi dan popularitas. (rs-infoblora)
Sementara itu, Novi (21) salah satu pegiat media sosial mengaku salut kepada Jashujan. Ternyata orang tua jaman dahulu memberikan nama unik bukan asal, namun juga penuh makna dan doa, serta untuk mengingatkan peristiwa penting. Sedangkan di jaman sekarang banyak orang memberikan nama unik kepada anaknya hanya untuk mencari sensasi dan popularitas. (rs-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.