Home » , » Serunya Sedekah Bumi Desa Jepangrejo Ditengah Bencana Kekeringan

Serunya Sedekah Bumi Desa Jepangrejo Ditengah Bencana Kekeringan

infoblora.id on 14 Agu 2015 | 12.30

Ratusan warga Desa Jepangrejo berkumpul makan bersama setelah berdoa dalam acara sedekah bumi, Jumat (14/8).
BLORA. Meski sedang dilanda kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan, bukan berarti harus mengeluh dan bersedih. Warga Desa Jepangrejo Kecamatan Blora, hari ini Jumat Kliwon (14/8) justru menggelar tradisi sedekah bumi atau gasdeso sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.

Sedekah bumi merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan setahun sekali oleh warga desa setempat sebulan setelah lebaran. Warga Desa Jepangrejo selalu menggelar tradisi ini pada hari Jumat Kliwon dan sudah berjalan puluhan tahun.

Parmin (42) salah satu warga setempat menjelaskan bahwa pelaksanaan tradisi sedekah bumi di Desa Jepangrejo selalu meriah. “Meskipun sedang musim kemarau kekeringan ataupun sedekah buminya saat musim hujan, pasti berlangsung meriah. Di desa ini banyak seniman mas, semua kalau sedekah bumi ditampilkan seperti pentas wayang kulit, seni barongan, karawitan dan joged tayub,” ungkapnya.

Seni Barongan memeriahkan prosesi sedekah bumi Desa Jepangrejo, setelah sholat jumat dilanjut kesenian Tayub.
Sementara itu, Heni (28) warga lainnya juga menyatakan senang bisa ikut merayakan sedekah bumi. “Meski sedang sulit air, namun warga desa disini tetap senang dan antusias mengikuti tradisi sedekah bumi. Sebagai rasa syukur dan wujud berbagi dengan sesama, semua warga menyumbangkan makanan berupa ambeng nasi dan lauk pauk untuk didoakan dan dimakan bersama-sama dengan warga se desa. Inilah wujud kebersamaan yang jarang dijumpai di wilayah perkotaan,” jelasnya.

Suparlan, Kepala Desa Jepangrejo menjelaskan bahwa rangkaian acara sedekah bumi di Desa Jepangrejo telah dimulai sejak Kamis malam (13/8). “Sejak semalam digelar pementasan wayang kulit dan wayang thengul yang dimainkan para dalang lokal Jepangrejo dan dalang muda adek-adek ISI Surakarta yang sedang KKN disini, dengan lakon Banjaran Gathotkaca,” bebernya.

Jumat pagi, sekitar pukul 09.00 WIB masyarakat telah berbondong-bondong mengikuti prosesi kirab ambeng dari wilayah Jepangrejo 4 menuju lapangan dekat sumur tepi sungai wilayah Jepangrejo 1 yang disimbolkan sebagai sumber penghidupan. Kirab dimeriahkan dengan seni barongan dan drumband anak-anak SDN 3 Jepangrejo.

Prosesi sedekah bumi, pembacaan doa dengan pelengkap ambeng atau tumpeng gunungan tertutup daun jati.
Sesampainya di lapangan, tokoh agama membacakan doa keselamatan dan memohon banyak rejeki serta kesehatan bagi warga Desa Jepangrejo. Usai pembacaan doa selesai, warga yang telah mengepung ratusan ambeng lalu secara bersama-sama mulai menikmati makanan yang ada. Yang khas disini adalah ambeng dibungkus daun jati sehingga menimbulkan aroma khas yang enak.

Acara kemudian dilanjutkan setelah sholat jumat dengan hiburan berupa kesenian joged tayub. Semua warga dipersilahkan bergantian ikut mbekso (menari) dengan sinden dan ledhek yang telah disediakan. Alunan musik tradisional gamelan jawa pun mengiringi jalannya pentas tayub hingga selesai. Semua warga desa tampak senang dan rukun bisa berkumpul bersama meski dalam keadaan susah air. 

Selesai didoakan, masyarakat berebut mengambil gunungan berisi nasi dan lauk yang dibungkus daun jati.
Untuk diketahui, Desa Jepangrejo merupakan salah satu desa yang dilanda kekeringan saat musim kemarau kali ini. Banyak sumur-sumur warga yang mengering karena sumber airnya habis. Mereka terpaksa membeli air satu tanki seharga Rp 150 ribu untuk kebutuhan beberapa hari.

Suparjo, warga setempat mengungkapkan bahwa di wilayah Jepangrejo kalau kemarau seperti ini hampir semua sumur mengering. Disini tidak ada sumber air besar. Kalau butuh air ya beli, kalau tidak ya ngantri di Dukuh Glagahan yang berjarak sekitar 1 kilometer atau ke Desa Ngampon. Disana ada sumber air yang cukup besar, ungkapnya.

Walaupun kekeringan ya tetap harus menggelar sedekah bumi mas, karena ini sudah tradisi tahunan. Entah bagaimana caranya, kita adakan selamatan mengucap syukur atas kelimpahan rejeki, rahmat, dan kesehatan. Semoga segera diberi hujan, lanjutnya. (rs-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved