![]() |
Tiga dalang sesi pertama memainkan lakon Ampak-ampak Wirata pada panggung sepanjang 13 meter di Blok T Blora. |
Ketua Pepadi Kabupaten Blora, H Sukarno
menjelaskan bahwa acara pentas wayang kulit spektakuler dengan menampilkan
banyak dalang dan sinden baru kali ini digelar di Blora untuk memeriahkan HUT
Kemerdekaan ke 70.
“Acara ini murni persembahan
teman-teman Pepadi dan DPPKKI Blora untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia
yang ke 70. Tidak ada muatan politik apapun, mengingat saat ini dalam masa
kampanye pilkada. Bahkan ini meruapakan acara spektakuler karena menampilkan 9
dalang kondang dari wilayah eks kawedanan Blora,” ungkap H Sukarno, Jumat malam
(28/8).
H Sukarno ketua Pepadi Kabupaten Blora saat memberikan sambutan semalam. |
Kamis (27/8) lalu telah digelar
wayangan di eks kawedanan Ngawen dengan 3 kelir wayang sekaligus. Sedangkan eks
kawedanan Blora yang meliputi Kecamatan Tunjungan, Banjarejo, Blora Kota, Jepon
serta Bogorejo digelar Jumat malam (semalam-red) di panggung terbuka Blok T (eks
terminal lama).
“Untuk wilayah eks kawedanan
Randublatung yang meliputi Kecamatan Jati, Randublatung, Kradenan akan
menggelar wayangan pada hari Sabtu (29/8) besok (hari ini-red). Sedangkan eks
kawedanan Cepu akan digelar pada 31 Agustus mendatang, tentunya dengan
menampilkan dalang-dalang lokal setempat,” lanjut H Sukarno.
Plt Bupati Blora, diwakili kepala DPPKKI Blora Slamet Pamudji dalam pementasan wayang kulit semalam. |
“Beliau tidak dapat hadir secara
pribadi karena ada keperluan di Semarang. Namun beliau titip pesan untuk para
seniman yang tergabung dalam Pepadi Blora. Bahwa Pak Plt Bupati sangat mengapresiasi
dan mendukung kegiatan Pepadi Kabupaten Blora. Semua acara dan agenda Pepadi
didukung untuk terus dilanjutkan sesuai apa yang telah berjalan. Wayangan
setiap malam Jumat Pon di pendopo kabupaten juga dipersilahkan untuk diteruskan
dan bersedia hadir mengikuti acara tersebut, termasuk safari wayang di
kecamatan-kecamatan,” jelas Slamet Pamudji, mewakili Plt Bupati Blora.
“Silahkan memanfaatkan kesenian
tradisional seperti halnya wayang kulit, kethoprak dan lainnya sebagi sarana
komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Acara seperti ini sangat bagus
dijadikan moment sosialisasi kepada masyarakat umum,” tambah Slamet Pamudji.
![]() |
Anak-anak muda dan para dalang cilik berjoged dengan iringan dalam dalam sesi limbukan wayang kulit. |
Mereka tampil dengan layar
selebar 13 meter. Bergiliran 3 dalang naik panggung secara berdampingan
memainkan satu lakon, diapit 20 pesinden cantik di kanan kiri pakeliran.
Masyarakat tampak antusias
menyaksikan gelaran acara tradisional ini. Bahkan banyak anak-anak yang setia
hingga tengah malam untuk menikmati pertunjukan wayang. Begitu juga dengan para
dalang cilik Kabupaten Blora yang malam itu seperti bereuni, berkumpul bersama
di salah satu sisi panggung. Acara selesai Sabtu (29/8) dini hari sekitar pukul
03.00 WIB. (rs-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.