Pages

21 Agu 2015

Kemarau, Puluhan Embung di Kabupaten Blora Mengering dan Rusak

Embung Ngebruk di perbatasan Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Japah yang kini dalam keadaan kering.
BLORA. Efek musim kemarau panjang di Kabupaten Blora ternyata tidak hanya berpengaruh pada ketersediaan air di sumur-sumur warga dan tanaman pertanian. Namun puluhan embung pun ikut mengering bahkan banyak yang rusak karena tidak ada airnya dan beberapa tanggul embung ambrol.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan (Dintanbunakikan) Kabupaten Blora, ada 65 unit embung yang kini dalam keadaan mengering dan rusak berat. Kebanyakan adalah embung yang berada di areal persawahan tadah hujan. Hanya beberapa embung saja yang masih ada airnya dan dalam kondisi baik.

“Dintanbunakikan mengelola 135 embung di areal pertanian untuk membantu pengairan sawah. Namun saat ini 65 embung dalam keadaan rusak dan mengering. Embung tersebut tersebar di 112 desa yang ada di 16 kecamatan,” ungkap Reni Miharti, kepala Dintanbunakikan Blora, Kamis (20/8) kemarin.

“Embung-embung yang mengering dan rusak itu selama ini digunakan para petani untuk mengairi tanaman pangan seperti padi dan jagung, karena tidak adanya irigasi pertanian. Sehingga air cepat habis, disamping karena kemarau panjang,” lanjut Reni Miharti.

Sementara itu embung yang keadaannya masih baik menurutnya masih ada 26 unit, sedangkan yang mengalami kerusakan ringan ada 24 unit dan rusak sedang 65 unit. Selain embung yang dikelola Dintanbunakikan, ada juga embung yang dikelola Bidan Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Blora.

Reni menjelaskan bahwa meskipun banyak embung yang mengering dan rusak, tetapi target produksi padi di Kabupaten Blora optimis akan terpenuhi. “Hingga bulan Agustus ini saja produksi padi di Kabupaten Blora sudah mencapai 425.480 ton gabah kering giling atau sekitar 80,09 persen telah terpenuhi dari target pemerintah pusat 495.218 ton gabah kering giling. Saya yakin target itu akan terpenuhi karena saat ini beberapa kecamatan yang ada irigasinya masih akan panen padi pada September nanti,” paparnya.

Diketahui wilayah Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Kedungtuban saat ini masih banyak petani yang menanam padi dengan memanfaatkan irigasi dari air Sungai Bengawan Solo. Hasil panen dari kedua kecamatan inilah yang nantinya diharapkan akan bisa menutupi kekurangan produksi padi sehingga target akan terpenuhi. (rs-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.