![]() |
Tim peneliti dari Unnes Semarang saat melakukan observasi dan identifikasi potensi pola aliran sungai bawah tanah di kawasan Desa Kedungwungu Kecamatan Todanan. |
Setelah melakukan observasi
atau survey pada bulan Mei 2015 lalu, tim dari Unnes yang terdiri 5 orang
peneliti menyimpulkan bahwa wilayah Kecamatan Todanan termasuk daerah geologi
mayoritas karst, dimana karst pada umumnya memiliki potensi adanya aliran
sungai bawah tanah.
Berbekal hal tersebut, para
peneliti melanjutkan tahapan dengan melakukan identifikasi potensi pola aliran
sungai bawah tanah kawasan karst Desa Kedungwungu Kecamatan Todanan. Dengan
metode Very Low Frequency (VLF) mereka berhasil mengukur
indikasi kontras anomali yang diduga berupa batuan berongga terisi air yang
membentuk pola alisan sungai bawah tanah.
“Pengambilan data penelitian di kawasan karst Desa Kedungwungu dilakukan setiap jarak 5 meter sekali sepanjang 200 meter pada lima lintasan menggunakan alat geofisika T-VLF BRGM dengan frekuensi 22000 Hz,” ujar ketua Program Kreatifitas Mahasiswa – Penelitian (PKM-P) Universitas Negeri Semarang, Munaji Achmad (24/8) kemarin.
“Pengambilan data penelitian di kawasan karst Desa Kedungwungu dilakukan setiap jarak 5 meter sekali sepanjang 200 meter pada lima lintasan menggunakan alat geofisika T-VLF BRGM dengan frekuensi 22000 Hz,” ujar ketua Program Kreatifitas Mahasiswa – Penelitian (PKM-P) Universitas Negeri Semarang, Munaji Achmad (24/8) kemarin.
Munaji menambahkan, bahwa
metode VLF merupakan metode geofisika yang bertujuan mengukur daya hantar
listrik batuan dengan cara mengetahui sifat-sifat gelombang elektromagnetik
sekunder. “Gelombang sekunder ini merupakan hasil induksi gelombang
elektromagnetik primer yang berfrekuensi sangat rendah yakni 10 sampai 30
KHz. Rentang frekuensi tersebut dikelompokkan ke dalam VLC,” tambahnya.
Setelah melakukan pengambilan data, tim melakukan prosesing dan interpretasi data. Menurutnya, dari hasil interpretasi didapatkan pola aliran bawah tanah antara kelima lintasan yang telah dilakukan pengambilan data di kawasan karst Todanan Kabupaten Blora. Pola aliran bawah tanah diduga alirannya menuju ke arah Timur dari muara sungai bawah tanah (Goa Macan).
“Dengan adanya penemuan sungai bawah tanah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, terutama pemerintah kabupaten (Pemkab) dan masyarakat sekitar pada umumnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi titik-titik eksplorasi air tanah yang nantinya menjadi acuan dalam pengembangan dan pembangunan secara maksimal sehingga diharapkan dapat mengatasi kelangkaan air bersih. Selain itu, dengan ditemukanny pola aliran sungai bawah tanah dapat dikembangkan pemerintah daerah menjadi wana wisata sungai bawah tanah,” pungkas ketua peneliti PKM-P Unnes, Munaji Achmad. (rs-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.