Ki Dalang Sutaji dari Desa Jepangrejo memainkan wayang thengul (wayang golek kayu khas Blora) dengan lincah di Pendopo Kabupaten semalam. |
Tidak
hanya para pecinta wayang thengul, bahkan para seniman wayang kulit se
Kabupaten Blora juga hadir menyaksikan pentas yang dimulai pukul 21.00 WIB di
Pendopo Kabupaten Blora. Sejak acara dimulai, ratusan warga masyarakat telah
memenuhi pendopo dengan duduk lesehan sambil menikmati jajanan krowotan untuk
menyaksikan wayang thengul.
Solikin
(26), salah satu warga Blora yang tertarik dengan kesenian tradisional mengaku
sengaja datang untuk ikut menikmati pertunjukan wayang yang sudah jarang
dipentaskan ini. “Saya bertiga dengan teman saya sengaja datang karena
penasaran dengan wayang thengul yang ceritanya berbeda dengan wayang kulit.
Kami tertarik untuk mendokumentasikannya,” jelasnya sambil memotret pertunjukan
wayang.
Tampil
dalam pertunjukan semalam adalah Dalang Ki Sutaji dari Desa Jepangrejo dan
Dalang Ki Muslich dai Desa Kemiri Kecamatan Jepon. Kedua dalang tersebut tampil
apik mementaskan wayang golek khas Blora ini dengan lakon Amir Hambyah Winisudo
dengan didampingi tujuh sinden-sinden andalan Blora.
Sementara
itu, Kepala Pepadi Kabupaten Blora H.Sukarno mengungkapkan bahwa
penyelenggaraan pentas wayang thengul yang terbuat dari kayu ini adalah
komitmen untuk melestarikan semua jenis pewayangan yang ada di Blora. “Setelah
beberapa kali kita tampilkan wayang kulit setiap malam Jumat Pon, kini giliran
wayang thengul yang unjuk gigi. Sehingga seni pakeliran atau wayang di Blora
tetap lestari,” katanya.
Sekedar
diketahui, hingga saat ini di Kabupaten Blora yang masih aktif melestarikan
seni wayang thengul jumlahnya tidak ada 10 dalang. Hal ini sangat
memprihatinkan, jika dibandingkan dengan wayang kulit yang masih banyak
dalangnya. Dalang wayang thengul belum memiliki generasi dalang cilik hingga
saat ini, sedangkan wayang kulit generasi dalang ciliknya ada belasan di
Kabupaten Blora. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar