Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Forkopimda Blora menjawab keluhan masyarakat yang disampaikan saat acara ramah tamah Road Show Pemantauan Kesiapan Lebaran 2015. |
Salah
satunya soal krisis air bersih di musim kemarau. Kabupaten Blora memang wilayah
yang dikenal kering saat musim kemarau tiba. Ialah Sarmo, Kepala Desa Mernung
Kecamatan Cepu yang mengeluhkan kondisi kekeringan di wilayah desanya. Dalam
sesi tanya jawab, ia menyampaikan keluhan krisis air bersih untuk keperluan
minum dan mandi cuci kakus (MCK).
“Saat
musim kemarau desa saya dilanda kekeringan. Masyarakat susah mendapatkan air
bersih karena banyak sumber air yang mengering. Untuk memenuhi kebutuhan air
minum dan MCK harus beli dengan harga Rp 40 ribu per 1 kubik air. Kiranya ada
solusi untuk menangani krisis air yang terjadi setiap tahun,” jelas Sarmo.
Mendengar
keluhan itu, Gubernur Ganjar Pranowo langsung memberikan tanggapan. Dia menyadari
bahwa salah satu permasalahan yang kini sedang dialami warga adalah kekeringan,
terlebih saat bulan puasa. “Kekeringan ini memang langganan setiap kemarau,
coba didata berapa rata-rata kebutuhan air warga dan jumlah KK yang membutuhkan
air bersih. Sementara kita akan salurkan bantuan air bersih dari provinsi. Ini
ada bapak kepala Bakorwil I Jateng yang akan menangani penyaluran bantuan air
bersih, untuk membantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora,” kata
Ganjar.
Sementara
itu keluhan berbeda disampaikan Dasiran, Camat Kedungtuban yang sore itu turut
hadir dalam acara tersebut. Di hadapan Ganjar Pranowo, Dasiran mengeluhkan
kondisi ruas jalan provinsi penghubung Cepu-Kedungtuban-Randublatung-Doplang. “Sudah
lama jalur alternatif mudik yang leintas di Kedungtuban ini dalam kondisi
rusak. Selama ini perbaikan dari provinsi terkesan setengah-setengah hanya
dengan tambal sulam. Kebetulan pas ada Gubernur datang, saya minta agar jalan
ini diperhatikan,” harap Dasiran.
Menanggapi
keluhan Dasiran, Gubernur Ganjar Pranowo menyadari bahwa perbaikan jalan
provinsi di Jawa Tengah belum semuanya beres. “Perbaikan kerusakan jalan
provinsi memang belum semuanya beres padahal anggaran untuk infrastruktur tahun
ini sudah saya naikkan lebih dari 100 persen hingga Rp 2,1 triliun. Ternyata
masih kurang, masih banyak jalan rusak yang belum tertangani,” jelas Ganjar.
“Oleh
karena itu tahun depan akan saya tambah lagi anggaran perbaikan infrastruktur
jalan hingga Rp 2,5 triliun. Sedangkan untuk perbaikan jalan ruas
Cepu-Kedungtuban hingga Doplang sudah kita masukkan di program kerja 2015. Saat
ini beberapa titik sudah dilakukan perbaikan dengan rigid beton. Jika masih
kurang nanti dianggarkan dalam APBD Jateng Perubahan 2015,” lanjut Ganjar.
0 komentar:
Posting Komentar