Salah satu bidang sawah yang mengering, tanaman yang seharusnya mulai mengeluarkan bulir beras justru mati dan tanahnya merekah kekeringan. |
Banyak petani di Kabupaten Blora yang mengalami
gagal panen di musim tanam kedua (MT-II) kali ini, pasalnya tanaman padi usia 2
bulan yang mestinya mulai mengeluarkan bulir biji beras justru mengering dan
mati atau puso lantaran tidak adanya air untuk mengairi sawah.
Hal ini dapat kita jumpai di areal persawahan
tadah hujan di kecamatan Ngawen, Tunjungan, Kunduran, Banjarejo, Sambong hingga
Jepon. Banyak dari mereka terpaksa memanen dini tanaman padinya untuk pakan
ternak.
“Daripada saya biarkan mengering di sawah ya
lebih baik saya panen untuk pakan ternak sapi di rumah. Kerugian bisa mencapai
jutaan karena semua benih padi tak berhasil ditanam,” kata Suparjo, salah satu
petani Desa Buluroto Kecamatan Banjarejo, Sabtu (27/6).
Karena tanaman padi banyak yang gagal, banyak
petani yang beralih untuk menanam jagung yang lebih sedikit membutuhkan air. “Ini
banyak yang mengganti tanaman padinya dengan jagung mas. Sebagian membuat
tanaman tumpang sari jagung dan kedelai saat kemarau ini,” lanjut Suparjo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan
Peternakan dan Perikanan (Dintanbunakikan) Kabupaten Blora, Reni Miharti saat
dihubungi terpisah membenarkan bahwa pada musim tanam II tahun ini memang
banyak yang mengalami puso atau mati mengering.
“Berdasarkan data yang masuk, ada 3.400 hektar tanaman padi
mengalami kekeringan. Jumlah tersebut akan bertambah luas, terutama lahan
tanaman yang jauh dari cadangan air, seperti sungai, embung, dan irigasi
teknis,” kata Reni Miharti.
“Meskipun tahun ini banyak yang puso, namun tingkat produksi beras (pangan) di Kabupaten Blora tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Karena hasil panen masa tanam pertama (MT-I) yang relatif bagus, juga akibat program perluasan lahan sawah meningkat lebih luas,” tambah Reni Miharti. (rs-infoblora)
“Meskipun tahun ini banyak yang puso, namun tingkat produksi beras (pangan) di Kabupaten Blora tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Karena hasil panen masa tanam pertama (MT-I) yang relatif bagus, juga akibat program perluasan lahan sawah meningkat lebih luas,” tambah Reni Miharti. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar