![]() |
Bupati Blora, Djoko Nugroho memberikan pengarahan dan pembinaan kepada pengecer pupuk di Pendopo Kabupaten. |
BLORA. Bupati
Blora Djoko Nugroho menandaskan bahwa pengecer pupuk berperan meningkatkan
kesejahteraan petani. Menurut Bupati, Blora tidak bisa terlepas dari pertanian,
oleh karenanya kebutuhan pupuk harus dicukupi.
“Rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) selama ini
salah murni, oleh karenanya telah dilakukan pembenahan, sebab di Blora ada yang
membutuhkan pupuk di wilayah tegakan jati, petani tebu (APTRI) dan lahan baku
sawah pertanian,” tandas Bupati Blora, Kamis (22/01).
Pernyataan Bupati
disampikan di hadapan 160 pengecer pupuk resmi yang tergabung dalam ASSPPENDA
dari 16 Kecamatan Se Blora saat berlangsung silaturahmi di pendopo rumah
dinasnya.
Menurutnya, dia akan marah-marah terus jika mendengar keluhan petani Blora kekurangan pupuk,
oleh karenanya kepada pengecer diminta tidak neko-neko. “Jangan kuatir
kepada para pengecer, ora usah neko-neko, jika bekerja dengan kesungguhan, maka
pemkab ada di belakang anda semuanya, saat ini semua instansi terlibat di
sektor pertanian, termasuk TNI,” ujarnya.
Bupati
mengapresiasi slogan pengecer, yakni dengan koordinasi yang baik dilayani
petani sepenuh hati. “Jangan mengeluh
terus, saya mengapresiasi para pengecer, dengan koordinasi yang baik kita
layani petani sepenuh hati, ini sungguh luar biasa,” ujar Bupati yang akrab di
sapa Kokok.
Pada kesempatan
tersebut Bupati juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Blora masih termasuk 12 kabupaten yang suplus beras dari jumlah kabupaten yang ada di Jawa Tengah
Disela-sela
pembinaan yang dilakukan, Bupati Djoko Nugroho melarang kepada semua Camat
untuk menggunakan LPG 3 kg untuk kebutuhan rumah tangganya, sebab itu untuk
subsidi rakyat.
“Jadi saya larang
para Camat khususnya untuk tidak mamakai LPG bersubsidi 3 kg, itu untuk rakyat,
biarkan digunakan sebaik-baiknya kepada rakyat,” tegas Bupati.
Pembinaan yang
disampaikan oleh Bupati, di tanggapi serius oleh sejumlah pengecer, diantaranya
curhat tentang kemampuan kios pengecer resmi yang harus menebus sesuai dengan
RDKK tetapi tidak semuanya dibeli oleh petani, sehingga menyebabkan pupuk
kadaluwarsa dan rusak.
“Laba pengecer
tidak seberapa, tapi apa pemerintah pernah meninjau atau konfirmasi langsung ke
pengecer, kami harus menebus sesuai RDKK, tetapi kadangkala petani tidak
membutuhkan jenis pupuknya, apa yang terjadi ? kami harus menyimpan dan
mengakibatkan pupuk kadaluwarsa, padahal kita harus bayar tunai,” kata Agus
Ketua ASSPPENDA Blora.
Pengecer, kata
dia, perlu diberi fasilitas pinjaman lunak, sehingga pengecer tidak menjadi
pengusaha kecil memprihatinkan.
Hadir pada acara
tersebut, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan (Distanbunnakkikan) Blora Reny Miharti, Plt.Sekda Sutikno Slamet,
Camat dari 16 Kecamatan, Sales Supervisor Petro Kimia dan unsur SKPD terkait.
Sekedar
diketahui, dari informasi, sejatinya jumlah pengecer pupuk resmi di 16 Kecamatan di Blora ada 400 pengecer, hanya saja yang diundang per kecamatan
hanya perwakilan 10 orang pengecer. (Tg-DPPKKI Blora | Jo-infoblora).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.