![]() |
Mendekati musim panen buah jambu monyet atau jambu mete, warga Desa Krocok Kecamatan Japah memerlukan pelatihan pengolahan. |
BLORA. Pohon jambu mete yang dibudidayakan oleh warga
desa Krocok Kecamatan Japah sedang musimnya berbuah. Hanya saja, banyak buah
jambu mete banyak yang terbuang karena belum ada pembinaan dan pelatihan
intensif tentang pengolahan untuk di konsumsi. Kebanyakan warga setempat hanya
memanfaatkan atau memetik metenya saja untuk dijual.
Kepala Desa Krocok, Ratman, di Blora, Rabu (03/12) mengatakan, saat ini di wilayahnya sedang musim buah jambu mete. Tanaman pohon jambu mete yang dibudidayakan oleh warga setempat mencapai seribu batang pohon.
“Jumlah yang ditanam warga lebih kurang seribu pohon, hanya saja kalau musim buah seperti ini, banyak buah jambu mete yang terbuang dan menjadi limbah, sebab warga hanya mengambil mete saja,” kata dia.
Untuk mengambil mete, kata dia, tidak menunggu buah jambunya masak, sebab yang hijau pun asal sudah layak petik metenya, maka diambil oleh warga.
“Jadi banyak buah jambu yang terbuang, oleh karenanya kami berharap kepada dinas terkait agar diadakan pelatihan khusus tentang pengolahan buah jambu mete, sehingga bisa bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian warga,” tandasnya.
Masih menurut dia, sebagian warga memanfaatkan buah jambu untuk di sayur, selain itu juga untuk pakan ternak.
“Tetapi itu juga lama-lama bosen, kami berharap sekali diadakan pelatihan khusus, sebab selama ini belum pernah ada,” imbuhnya.
Harga mete mentah, kata dia, jika sedang tidak musim buah berkisar Rp15 ribu per kilogram, sedangkan jika musim buah harganya turun menjadi Rp8 ribu per kilogram.
“Kalau sudah diolah ya mahal lagi, tetapi warga Krocok memilih menjual mentahan ketimbang dalam bentuk olahan. Pembelinya datang dari sejumlah wilayah dari dalam dan luar kota Blora, biasanya sudah punya pembeli yang menjadi pelanggan,” ujarnya. (DPPKKI Blora | tg)
Kepala Desa Krocok, Ratman, di Blora, Rabu (03/12) mengatakan, saat ini di wilayahnya sedang musim buah jambu mete. Tanaman pohon jambu mete yang dibudidayakan oleh warga setempat mencapai seribu batang pohon.
“Jumlah yang ditanam warga lebih kurang seribu pohon, hanya saja kalau musim buah seperti ini, banyak buah jambu mete yang terbuang dan menjadi limbah, sebab warga hanya mengambil mete saja,” kata dia.
Untuk mengambil mete, kata dia, tidak menunggu buah jambunya masak, sebab yang hijau pun asal sudah layak petik metenya, maka diambil oleh warga.
“Jadi banyak buah jambu yang terbuang, oleh karenanya kami berharap kepada dinas terkait agar diadakan pelatihan khusus tentang pengolahan buah jambu mete, sehingga bisa bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian warga,” tandasnya.
Masih menurut dia, sebagian warga memanfaatkan buah jambu untuk di sayur, selain itu juga untuk pakan ternak.
“Tetapi itu juga lama-lama bosen, kami berharap sekali diadakan pelatihan khusus, sebab selama ini belum pernah ada,” imbuhnya.
Harga mete mentah, kata dia, jika sedang tidak musim buah berkisar Rp15 ribu per kilogram, sedangkan jika musim buah harganya turun menjadi Rp8 ribu per kilogram.
“Kalau sudah diolah ya mahal lagi, tetapi warga Krocok memilih menjual mentahan ketimbang dalam bentuk olahan. Pembelinya datang dari sejumlah wilayah dari dalam dan luar kota Blora, biasanya sudah punya pembeli yang menjadi pelanggan,” ujarnya. (DPPKKI Blora | tg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.