Pages

3 Agu 2014

Warga Pedesaan Blora Yakin ‘Menggodok’ Ketupat Dengan Kayu Memiliki Rasa Berbeda

Ketupat dan lepet beberapa saat setelah di godong. ms-infoblora
BLORA. Warga Blora di perdesaan masih memilih menggunakan kayu bakar untuk memasak ketupat. Selain irit juga mudah didapat di lingkungan sekitar. Warga di perdesaan juga beranggapan bahwa memasak ketupat dengan menggunakan kayu bakar memiliki aroma dan rasa yang berbeda dibandingkan dengan menggunakan gas elpiji.

"Irit, dan seperti anjuran dari para pendahulu, diusahakan saat menggodok ketupat sebaiknya menggunakan kayu bakar yang kering," kata Sis, salah seorang warga Rowobungkul, Kecamatan Ngawen, Jumat (01/08).

Bagi yang tidak sempat mencari kayu bakar, biasanya membeli di warung atau memesan kepada tetangga yang biasa mencari kayu di hutan.

Sebelum digodok atau dimasak di atas tungku dengan bahan bakar kayu, sebelumnya selongsong ketupat di isi beras yang sudah di cuci bersih, kemudian dimasukkan ke dalam wadah (dandang) dan diberikan air secukupnya.

Agar kenyal dan enak, kondisi perapian pada tunggku harus stabil dan dikontrol jangan sampai padam. Demikan pula dengan air dalam dandang jangan sampai habis. Jika habis harus ditambahkan lagi. Untuk memasak atau menggodok ketupat diperlukan waktu lebih kurang sembilan puluh menit.

Untuk melengkapi sajian kuliner ketupat, biasanya warga membuat sayur berkuah santan kelapa. Berbagai jenis bahan sayuran dicampurkan menjadi satu, seperti gori, kacang, pepaya, daun ketela atau daun so.

Tidak ketinggalan, biasanya dicampurkan tempe di dalam sayur yang dibumbui cabai irisan serta ikan laut (panggang).  

"Pokoknya  kalau dimasak dengan kayu bakar, akan sangat berbeda aroma dan rasanya. Khas banget," kata salah seorang warga Jepon, Mustamin. (DPPKKI BLORA | Ms-infoblora).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.