Pages

31 Agu 2014

Proyek Gas Blok Gundih di Kec.Kradenan Akan Jadi Percontohan Teknologi TSK

Salah satu pekerja sedang melakukan aktifitas di Central Processing Plant Gundih di Desa Sumber Kecamatan Kradenan, Blora.
BLORA. Industrialisasi migas di Kabupaten Blora akan dijadikan percontohan penerapan teknologi tangkap simpan karbon (TSK). Hal itu menyusul hasil studi yang dilakukan Instute Teknologi Bandung (ITB) bahwa ekplorasi migas di wilayah setempat menunjukkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan cukup tinggi.

Penerapan teknologi TSK ini dinilai ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi karbon di udara yang menjadi penyebab pemanasan global yang ditimbulkan dari pabrik, pembangkit listrik dan pengolahan minyak. Dengan teknologi itu akan menjadikan udara menjadi bersih.

“Lapangan migas Blok Gundih di Kecamatan Kradenan akan menjadi percontohan pengolahan CO2,” kata  Kepala Studi Penelitian Percontohan Kegunaan TSK, M. Rachmat Sule saat diskusi pengurangan polusi udara menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan TSK di Kabupaten Blora di ruang Serba Guna Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora beberapa waktu lalu.

Secara teknis, Dosen Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menjelaskan, CO2 dari Lapangan Gundih akan ditangkap kemudian direkayasa menjadi cair dan selanjutnya diinjeksi ke bumi. Proses TSK terdiri dari tangkap, angkut, dan Simpan. Pada tahap tangkap, kata dia, karbon dipisahkan dari emisi melalui proses teknologi kimia sebelum karbon itu ditangkap.

Sedangkan pada bagian Angkut, lanjut Rachmat, karbon yang telah ditangkap dikirim melalui pipa kedalam mobil truck dalam keadaan cairan yang tidak berbahaya. "Sementara pada bagian simpan, karbon disuntikkan kedalam lubang sumur minyak yang sudah tidak digunakan, pada kedalaman beberapa ribu dibawah permukaan bumi," tutur dia.

Menurut Rachmat, yang lebih membanggakan lagi  jika TSK bisa beroperasi maka Indonesia menjadi negara yang pertama kali menerapkan TSK di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Penerapan TSK bukan menggunakan APBN, melainkan bantuan dari negara asing yang sudah menerapkan Carbon Tax seperti Jepang. Dana tersebut bisa digunakan oleh negara lain karena global warming merupakan isu global.

“Jadi TSK merupakan teknologi mutakhir yang perlu diterapkan untuk masa depan, saat ini baru pada tahap penjajagan,” ujar dia, menerangkan.

Kepala Bappeda Blora dikonfirmai melalui Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Statistik, Rini Setyowati, mengatakan, pengembangan ide-ide baru ini bisa dikembangkan di Blora. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk Blora dalam rangka mengurangi karbon dengan menggunakan TSK.

“Pada tahun 2013 kita telah melakukan uji polusi udara, dimana hasilnya tidak terlalu besar hanya di kecamatan tertentu besarnya karena debu seperti di Cepu, Jepon Kunduran,” sambung Rini.

Rini juga menyarankan, polusi yang lainnya dari dampak emisi kendaraan juga perlu dikurangi terlebih lagi Blora adalah kawasan kilang migas. (ams-suarabanyuurip | Jo-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.