Truk pengangkut tebu bergantian memasukkan tebu hasil panen petani ke mesin giling Pabrik Gula (PG) Blora PT.GMM Todanan. (rs-infoblora) |
”Jika seluruh tebu petani di Blora dibeli oleh PT GMM, maka hanya
cukup untuk giling dua bulan saja. Apalagi jika kapasitas mesin nantinya
full, maka tidak sampai dua bulan sudah habis,” katanya, Kamis (3/7) kemarin.
Menurutnya, lahan tebu di Blora sekitar 3.850 hektare. Jumlah itu,
masih belum sebanding dengan kapasitas pabrik yang bisa menggiling
hingga 6 ribu ton per hari. Hanya saja, saat ini pabrik baru bisa giling
sekitar 1.000 ton per hari. Untuk bisa terus bisa giling tebu, maka
pabrik akan membeli tebu milik petani dari luar Blora.
”Jika tebu dari petani luar Blora masuk, maka harus melalui petani
tebu di Blora. Sehingga, petani tebu Blora tetap menerima manfaat dan
bisa mengambil untung dari tebu luar Blora yang masuk,” jelasnya.
Sementara itu GM PT.GMM Edy Winoto menambahkan, pabrik yang
dikelolanya itu memang mulai giling, dan membeli tebu milik petani.
Karena masih tahap awal produksi, sehingga mesin belum bisa digenjot.
”Dari kapasitas 6 ribu ton per hari, saat ini baru diisi 1.000 ton
per hari. Karena itu, pembelian tebu dari petani juga bertahap. Kedepan, berapapun tebu hasil panen petani, akan kami terima,” ujarnya.
Dirinya juga membenarkan, soal adanya kerja sama antara petani tebu
Blora dengan petani dari luar daerah, yang akan memasukkan tebunya ke PT
GMM. Sehingga, jika ada yang mau masuk harus menggandeng petani Blora.
”Itu salah satu komitmen kami untuk memajukan petani Blora,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan
(Distanbunakikan) Sutikno Slamet melalui Kabid Perkebunan Nugrahaeni
menyatakan, luas tanam lahan tebu di Blora sebanyak 3.846,17 hektare.
Dari jumlah itu, yang sudah panen sampai Mei 2014 lalu baru 24 hektare,
dengan hasil panen rata-rata 65 ton per hektare.
”Sampai Mei itu, produksi tebu di Blora baru 1.560 ton. Hanya, untuk
laporan bulan Juni belum masuk, padahal petani yang panen semakin
banyak. Diperkirakan, saat ini sudah lebih dari 700 hektare lahan tebu
yang sudah dipanen,” ucapnya. (rs-infoblora | Aries-murianews)
Gara gara PG GMM ingkar janji petani tebu blora banyak yang mengirim tebu di madiun, trangkil, pakis, madukismo jogya dan rendeng kudus, demi menyelamatkan tebu yg terlanjur tua gara2 tidak dapat masuk ke PG GMM. sungguh ironis, apa yang digembar gemborkan sebelum pabrik berdiri ternyata hanya omong kosong belaka. Rendemen 8 % hanya membodohi warga blora.dengan alasan alat masih trial 1000 ton tcd. dan sepertinya disengaja pengiriman tebu dg truk angkut sistem hidrolis tidak dilengkapi dengan sistem sling atau gerbong kereta angkut tebu. sehingga seolah2 pab\rik hanya mampu mengiling 1000 ton sehari. sungguh prihatin......Row sugar masih jaya...
BalasHapusIngat kondisi lapangan beda.
BalasHapusPara petani tidak bisa jual tebu ke GMM, info yang ada belum bisa produksi.
Petani terpaksa jual ke Pati.
Harga normal sekitar 400/kg, tapi harga skrg cuma 240/kg.
Inilah derita petani, susah payah bertani tebu tapi hasilnya tdk memadai.
Banyak tebu dibiarkan mangkrak di Tegalan.
Para PNS sdh keenakan terima gaji tiap bulan, & seolah tdk peduli derita rakyat jelata.