Pages

5 Apr 2014

197 Desa di Kabupaten Blora Rawan Kekeringan

Lahan pertanian yang kering banyak dijumpai di wilayah Kabupaten Blora ketika musim kemarau datang. (rs-infoblora)
BLORA. Dari 295 desa dan keluarahan yang ada di wilayah Kabupaten Blora, sebanyak 197 diantaranya masuk kategori rawan kekeringan. Salah satu indikasinya, warga di desa atau kelurahan tersebut mulai kesulitan mendapatkan air bersih menjelang datangnya kemarau.

Potensi kekeringan jika didata di per kecamatan, yang paling banyak adalah Kecamatan Ngawen dengan 26 desa dan 2 kelurahan rawan kekeringan. Sedangkan wilayah kecamatan yang resiko kekeringannya terendah berada di Kecamatan Kedungtuban dan Jiken yang masing-masing hanya ada 4 desa yang rawan.

Pemerintah Kabupaten Blora menyikapi musibah ini dengan menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di desa-desa yang rawan kekeringan setiap tahunnya.

"Jumlah desa dan kelurahan yang mengalami kekeringan tidak mengalami banyak perubahan atau sama seperti tahun sebelumnya," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP ) Blora, Sri Handoko, melalui kepala bidang Penanggulangan Bencana, Slamet Widodo, kemarin.

Pemkab Blora setiap tahun memprogramkan pembangunan infrastruktur Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang dilaksanakan di sejumlah desa. Selain itu, pihaknya juga membangun sarana dan prasarana air bersih di beberapa desa yang selama ini memiliki potensi air sangat besar. Hanya saja program tersebut belum mengcover warga di seluruh desa.

Warga yang masih berada dalam satu desa tetapi domisilinya cukup jauh dari sarana dan prasarana air bersih itu akan tetap kesulitan air bersih saat musim kemarau. 

Pemkab Blora telah menganggarkan dana untuk penanggulangan bencana daerah, salah satunya untuk pengadaan bantuan air bersih. Tahun lalu dianggarkan sebesar Rp 150 juta untuk penanggulangan kekeringan.

"Untuk penanggulangan kekeringan tahun ini belum bisa diketahui besaran anggarannya, keran penetapan APBD 2014 belum dilakukan," tandasnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, permintaan bantuan air bersih mulai muncul pertengahan musim kemarau. Apalagi berdasarkan data, jumlah desa yang rawan kekeringan tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun lalu.

Lantaran dana yang dianggarkan tidak banyak, Pemkab Blora pun meminta bantuan ke Pemprov Jateng melalui Bakorlin I Pati untuk membantu warga yang kesulitan air bersih saat kemarau. Selain dari pemerintah, bantuan air bersih juga datang dari berbagai perusahaan swasta dan berbagai organisasi sosial masyarakat.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, Slamet Widodo mengemukakan persediaan air bersih di desa-desa masih cukup banyak. Apalagi hujan masih turun beberapa kali di wilayah Blora walaupun intensitasnya mulai berkurang.

"Air bersih masih mencukupi, apalagi saat ini msih belum memasuki musim kemarau meski intensitas hujan mulai berkurang," pungkas Slamet Widodo. (rs-infoblora | H-18)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.